Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada Corona, Warga China yang Dekati Perbatasan Korut Akan Ditembak

Waspada Corona, Warga China yang Dekati Perbatasan Korut Akan Ditembak Warga yang mengatakan mereka tiba dari provinsi Hubei setelah melewati pos pemeriksaan di Jembatan Sungai Jiujang Yangtze, meniki ke stasiun kereta di Jiujang, provinsi Jiangxi, China, saat negeri tersebut sedang terjadi penularan virus corona baru, Jumat (31/1/2020). | Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Seoul -

Otoritas China memerintahkan warganya untuk menjauhi area perbatasan dengan Korea Utara. Hal itu demi mencegah risiko ditembak oleh tentara Korut. Demikian keterangan dari warga setempat sebagaimana dipantau, Kamis.

Pemerintah Korea Utara menutup perbatasannya dan melarang pendatang dari China demi mencegah penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19).

Baca Juga: Dubes China Unjuk Gigi, Kali Ini Bilang Kalau Korut Bebas dari Virus Corona

Warga setempat mengatakan, peringatan itu disampaikan lewat pemberitahuan tertulis yang disebar pada minggu ini. Imbauan tersebut menunjukkan keseriusan Pemerintah Korut mencegah penyebaran virus.

China dan Korut berbagi wilayah perbatasan sepanjang 1.400 kilometer (880 mil). Pada musim dingin, sungai di sana kerap membeku sehingga memungkinkan warga untuk menyeberang perbatasan.

Warga China di Kota Jian dan Kota Baishan menerima peringatan mereka yang berada terlalu dekat dengan perbatasan kemungkinan akan ditembak oleh aparat dari Korut.

"Kami diberi tahu kemungkinan akan tewas ditembak apabila berada terlalu dekat di wilayah perbatasan," kata seorang pemilik restauran di Jian yang menolak menyebut identitasnya.

Perbatasan antara China di Kota Jian dengan Korut ditandai dengan aliran Sungai Yalu yang mengalir di wilayah kedua negara itu.

Menurut peringatan tersebut warga dua kota di China itu dilarang memancing, menggembalakan ternak, atau membuang sampah dekat sungai.

Korut juga meminta China agar meningkatkan penjagaan di perbatasan demi mencegah kemungkinan ada warganya yang tertembak, mengingat Korut telah meningkatkan status waspada terhadap virus corona jenis baru pada level tertinggi.

"Petugas keamanan akan mengawasi wilayah perbatasan selama 24 jam sehari dan tiap orang yang ditemukan (mendekati perbatasan) akan ditahan oleh kepolisian China," kata otoritas setempat dalam surat peringatan itu.

"Mereka yang memaksa mendekati perbatasan akan ditembak (oleh tentara Korut)".

Pegawai urusan propaganda di Jian, yang menolak menyebut namanya, mengonfirmasi isi peringatan tersebut dan mengatakan petugas di perbatasan juga mengeluarkan larangan yang sama melalui pesan singkat.

"Selama pencegahan wabah berlangsung, warga dilarang melakukan seluruh aktivitas seperti memancing di Sungai Yalu atau berteriak memanggil warga Korut di seberang sungai," demikian isi peringatan yang disampaikan lewat pesan singkat. Dalam peringatan itu, tidak ada pemberitahuan mengenai risiko ditembak militer Korut.

Sampai saat ini, Kementerian Luar Negeri China belum bisa dimintai tanggapan.

Dilarang masuk

Pemerintah Korea Utara pernah menerapkan larangan masuk terhadap pendatang saat dunia diserang wabah ebola pada 2014.

Sejauh ini, Korut belum melaporkan kasus pertama penularan jenis baru virus Corona. Namun sejumlah ahli mengatakan pemerintah setempat membuat kebijakan yang lebih keras untuk mencegah penyebaran wabah dibandingkan dengan langkah sebelumnya.

Di tengah penyebaran wabah, Korut membatasi perjalanan dan perdagangan dari China, negara yang menjadi pusat penyebaran jenis baru virus Corona.

Virus tersebut telah menular ke lebih dari 80.000 orang dan menewaskan lebih dari 3.000 jiwa di China. Saat ini, virus itu telah menyebar ke lebih dari 50 negara di luar China.

Sebagian besar penerbangan dan kereta dari dan ke Korea Utara juga dibatasi, sementara itu para diplomat asing di Pyongyang diwajibkan menjalani masa karantina selama sebulan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: