Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tunda Formula E, Anies Sebut Prioritasnya: Satu Keselamatan. Dua Keselamatan. Tiga Keselamatan

Tunda Formula E, Anies Sebut Prioritasnya: Satu Keselamatan. Dua Keselamatan. Tiga Keselamatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kemeja biru) memantau balapan mobil listrik Formula E di Brooklyn Street Circuit, New York. | Kredit Foto: (Facebook/Anies Baswedan)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, beralasan keputusannya menunda balapan Formula E karena ingin menjaga keselamatan masyarakat. Penundaan Formula E tidak menghilangkan biaya komitmen fee yang sudah dibayarkan.

Anies mengatakan, Italia 18 hari lalu sama dengan kondisi Jakarta saat ini. Namun, saat ini di Italia, kasusnya lebih dari 9.000 kasus. Anies tidak ingin Jakarta mengalami seperti itu. Untuk itu, pihaknya telah melakukan beberapa langkah pembatasan kegiatan warga. Salah satunya yaitu kegiatan Formula E yang rencananya digelar pada Juni 2020 mendatang.

Baca Juga: Anies Tunda Formula E, Demokrat: Good, Ini Namanya Bijaksana, Meski Terpaksa

"Kalau tidak dilakukan langkah-langkah pembatasan kegiatan warga, punya potensi (penularan, wabah). Punya potensi (epidemi). Tentu kita tidak berharap," kata Anies Baswedan, Rabu (11/3/2020).

Anies menjelaskan, penundaan Formula E sendiri tidak melanggar perjanjian atau menghanguskan biaya komitmen fee yang sudah dibayarkan ke Formula E Organisasi (FEO) sekitar 10 Juta Poundsterling. Sebab, penundaan ini merupakan force majeure.

Mantan Menteri Pendidikan itu pun tidak mau lebih jauh membahas Formula E apakah tetap diadakan tahun ini atau tidak. Menurutnya, saat ini dia tidak fokus terhadap urusan formula E. Akan tetapi, dirinya lebih fokus terhadap keselamatan warga Jakarta dari ancaman virus corona.

"Jadi kalau ditanya apa prioritas saya? Satu, keselamatan. Dua, keselamatan. Tiga, keselamatan. Baru yang berikutnya. Begitu," tegasnya.

Anies menyampaikan kepada masyarakat jangan panik dan jangan menyebarkan berita yang tidak terkonfirmasi. Namun, jangan juga rileks dan menganggap enteng. Sebab, kalau rileks dan anggap enteng, itu sudah ada beberapa negara yang menjadi contoh.

Bahkan ada Wakil Presiden di Iran terkena, Panglima Militer di Italia, dan hari ini Menteri Kesehatan Inggris juga terkena. "Jadi kita harus punya keseriusan, tapi jangan panik karena memang tidak ada yang perlu dipanikkan. Cukup kita lakukan langkah-langkah yang tertib, yang terukur, dan bertanggung jawab," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: