Jepang Peringati 9 Tahun Gempa Besar Fukushima di Tengah Virus Corona
Kekhawatiran terkait penularan virus korona (COVID-19) seakan menambah kelu momen peringatan sembilan tahun bencana gempa besar Fukushima di Jepang.
Untuk kali pertama sejak 2012, upacara peringatan bencana tahunan di Tokyo dibatalkan akibat risiko penyebaran virus di kerumunan massa.
Gempa besar disusul gelombang tsunami serta ledakan reaktor nuklir terjadi pada 11 Maret 2011.
Sejumlah prefektur seperti Fukushima, Iwate, dan Miyagi di wilayah utara Jepang terkena dampak paling parah dengan korban jiwa diperkirakan lebih dari 15.000 orang.
Bencana tersebut juga menimbulkan krisis nuklir terbesar sepanjang sejarah Jepang. Tiga dari enam reaktor nuklir di kawasan pembangkit Fukushima Dai-ichi mengalami kerusakan parah.
Kebocoran serta pencemaran radioaktif di kawasan tersebut masih menimbulkan trauma mendalam seperti dilansir dari laman Kyodo.
"Kita seharusnya tidak pernah lupa akan pelajaran berharga dari pengorbanan besar dalam bencana ini," ujar Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dalam seremoni peringatan sederhana di kantornya.
Saat menyampaikan sambutannya, Abe didampingi sekitar 20 pejabat tinggi pemerintahan setempat.
Futaba, sebuah kota di prefektur Fukushima menjadi kota terakhir tercemar radiasi yang batasan aksesnya dibuka pada pekan lalu.
Pembangunan kembali kawasan tersebut tengah diupayakan dengan pemanjangan masa kerja otoritas pengawas restrukturisasi hingga 2031.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: