Produsen pakaian olahraga asal Jerman, Adidas dan Puma, memperingatkan adanya penurunan penjualan yang cukup besar di pasar China sebagai imbas dari wabah virus Corona, Rabu (11/3/2020). Namun, begitu terlihat ada tanda-tanda perbaikan, maka akan menyebar ke pasar yang lain.
Saham Adidas dan Puma, yang sudah terpukul di minggu-minggu terakhir, kembali turun, masing-masing 10 persen dan 3,2 persen pada Rabu sore. Saham Nike, sang pemimpin pasar juga bernasib sama, turun 3 persen.
Penjualan Adidas di kuartal I merosot hingga US1,1 miliar di China Raya, secara keseluruhan jatuh lebih dari 10 persen, termasuk kejatuhan 100 juta euro di Jepang dan Korea Selatan.
Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Masa Darurat Corona hingga Bulan. . .
Menurut CEO Adidas, Kasper Rorsted, semakin tinggi margin bisnis China, biasanya berkontribusi besar terhadap profit perusahaan ini. Ia mengatakan kepada analis bahwa keuntungan grup bakal merosot hingga lebih dari 500 euro di periode yang sama.
Adidas dan Puma menyumbang penjualan terbesar ketiga di Asia. Kawasan ini menjadi pasar pertumbuhan utama untuk produk-produk olahraga, beberapa tahun terakhir. Asia juga menjadi sourcing hub yang signifikan, dengan China sebagai produser utamanya untuk industri ini.
"Wabah Corona tampak lebih buruk ketimbang menakutkan," kata James Grzinic, seorang analis di Jefferies dalam tulisannya tentang Adidas, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu.
Puma tak berharap bisnisnya segera kembali normal kendati ada tanda-tanda menggembirakan dari China. Puma mengabaikan panduan 2020 yang diberikan pada Februari 2019 yang mengasumsikan bahwa krisis akan berlangsung sebentar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: