Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Corona Paksa Samsung, LG, dan VIVO Tutup Pabrik Sementara di Negara Ini

Corona Paksa Samsung, LG, dan VIVO Tutup Pabrik Sementara di Negara Ini Kredit Foto: Unsplash/Kote Puerto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah berbagai lockdown yang diterapkan pemerintah, vendor smartphone seperti Samsung, LG, dan Vivo untuk sementara menangguhkan produksi di India.

Dilansir dari Gizmochina (23/3/2020), sampai sekarang, jalur produksi akan tetap ditutup setidaknya sampai tanggal 25 Maret 2020. Selama masa ini dan meningkatnya kekhawatiran, vendor smartphone utama termasuk Samsung, LG, dan Vivo telah mempertimbangkan wabah tersebut dan telah menutup lini produksinya untuk saat ini.

Baca Juga: Samsung Minta Karyawannya Work From Home, Tapi Tak Wajib

Wabah virus ini telah secara luas memengaruhi berbagai pabrik dan lokasi pabrik untuk setiap dan semua industri, terutama yang ada di China. Tapi sekarang, tampaknya lockdown menjadi lebih merajalela dengan situs Korea Selatan ditutup bulan ini dan sekarang India mengalami peningkatan jumlah kasus yang terinfeksi juga.

Menurut pabrik Samsung di Noida, fasilitas manufaktur terbesar milik Samsung di India, mengatakan akan "mengikuti kebijakan pemerintah India, kami akan menghentikan sementara operasi pabrik Noida kami hingga tanggal 25. Kami akan bekerja keras untuk memastikan tidak ada kemunduran dalam memasok produk kami."

Situs produksi ini juga dikenal memproduksi produk-produk peralatan rumah seperti AC, pendingin, mesin cuci, dan banyak lagi, jadi lebih dari sekadar industri ponsel cerdas yang berada dalam kesulitan.

Mirip dengan Samsung, LG juga dilaporkan menutup produksi peralatan rumah tangga di Noida dan Pune, Maharashtra. Di sisi lain, Vivo telah menginstruksikan semua pekerja nonpabrik untuk bekerja dari rumah, yang merupakan alternatif yang makin populer saat ini. Penutupan ini telah terjadi karena dikonfirmasi kasus terinfeksi Covid-19 yang ditemukan di berbagai lokasi produksi.

Ada beberapa pengecualian, yakni untuk Ericsson dan Nokia. Dua penyedia peralatan telekomunikasi tersebut, pabriknya masih beroperasi. Meskipun, produksi telah diperkecil hingga 50 persen, sementara kedua perusahaan telah menerima pengecualian ini dari badan yang berwenang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: