Setelah investor menentukan portofolio dan diversifikasi investasi reksa dana yang paling pas sesuai kebutuhan dan tujuan, penting pula untuk melakukan review secara berkala atas portofolio investasi tersebut. Hal ini menjadi sangat penting terutama ketika terjadi sesuatu di pasar yang berpotensi mengganggu tujuan keuangan yang akan kita capai.
Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Freddy Tedja, mengungkapkan bila saat memutuskan untuk mulai berinvestasi, tentunya harus sudah mengetahui target atau tujuan berinvestasi. Seperti untuk biaya pernikahan, sekolah anak, atau persiapan pensiun di masa mendatang.
Nah, ketika sudah menentukan tujuan keuangan yang akan dicapai, penting untuk melakukan diversifikasi atas portofolio investasi. Kenapa begitu? Tujuannya adalah apabila ternyata satu produk hasilnya tidak sesuai yang direncanakan, diharapkan produk lainnya mampu memberikan hasil yang lebih optimal, atau yang lebih sempurna adalah jika keduanya dapat saling menyeimbangkan dan membuat investasi tetap optimal di setiap kondisi pasar yang terjadi.
“Ketika kita membangun portofolio reksa dana, pilihan reksa dana akan tergantung kepada profil risiko dari investor. Karakter investor yang agresif, cenderung menempatkan portofolionya di reksa dana saham sekitar 70%, sisanya di jenis reksa dana lain seperti pasar uang atau pendapatan tetap. Nah, untuk yang konservatif, sekitar 50% portofolio ditempatkan pada reksa dana pendapatan tetap, sisanya pada reksa dana lain,” ucapnya, dalam keterangan, di Jakarta, Kamis (26/3/2020).
Baca Juga: Ya Ampun Nyeri Banget, Virus Corona Bikin Investasi Miliarder Ini Rugi Rp1.176 Triliun!
Lebih lanjut Freddy menilai jika seiring waktu berjala bisa saja tujuan investasi berubah, atau mungkin tujuannya sama, tapi jangka waktunya yang berubah, misalnya dibutuhkan lebih cepat dibandingkan rencana awal. Inilah yang membuat review atas investasi penting.
Belum lagi, ada juga kondisi dimana tujuan dan jangka waktu investasi tidak berubah, tetapi terjadi kondisi luar biasa di pasar finansial yang yang berpotensi mengganggu tujuan keuangan.
“Contohnya saat ini, seperti kita ketahui sepanjang tahun berjalan pasar saham Indonesia yang tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami penurunan sebesar 30,95% (per 26 Maret 2020). Penurunan IHSG secara tidak langsung bisa mempengaruhi target awal atau tujuan investasi kita, dan inilah saat yang tepat untuk harus segera melakukan review atas portofolio investasi kita,” terangnya.
Menurut Freddy, dalam kondisi normal, jangka waktu ideal untuk melakukan review bisa dilakukan setiap tahun. Namun di kondisi seperti ini, review portofolio bisa dilakukan dalam waktu tiga bulan.
Baca Juga: Strategi Investasi di Tengah Gejolak Virus Corona
Pertama-tama yang harus dilakukan yakni melihat bagaimana posisi diversifikasi investasi saat ini. Bisa saja saat menyusun dulu, memilih 50% saham & 50% obligasi, namun dengan berjalannya waktu dan volatilitas pasar, ternyata saat ini portofolio kita sudah berubah menjadi 30% saham & 70% obligasi, karena terjadi penurunan cukup besar di pasar saham.
“Jika demikian yang terjadi, maka kita harus menambah porsi saham, atau memindahkan sedikit porsi obligasi supaya komposisi portofolio kembali sesuai dengan awal yang kita kehendaki,” tambahnya.
Terakhir, Freddy menyarankan agar review portofolio tidak hanya dilakukan ketika kondisi pasar sedang gonjang-ganjing. Saat kondisi pasar sedang bullish pun, bisa saja portofolio investasi kita berubah. Misalnya dalam contoh yang sama, bisa saja porsi sahamnya yang meningkat pesat sehingga tidak lagi seimbang.
“Di saat kita #dirumahaja, sempatkan waktu untuk kembali mereview portofolio investasi, dan kembali menyusunnya ke jalur yang sesuai dengan tujuan dan jangka waktu investasi kita,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri