Penasihat ilmiah pemerintah Inggris yakin bahwa kemungkinan untuk meninggal dunia akibat infeksi virus corona adalah antara 0,5% hingga 1%.
Angka ini lebih rendah daripada tingkat kematian dari kasus yang terkonfirmasi (confirmed case), yaitu 4% secara global, menurut data yang dikumpulkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di Inggris Raya, hingga 23 Maret, tingkat kematian akibat virus corona adalah sekitar 5%. Ini karena tidak seluruh infeksi dikonfirmasikan melalui tes.
Hampir setiap negara punya kebijakan berbeda dalam menentukan siapa yang dites, maka membandingkan jumlah kasus dan tingkat kematian antar negara bisa menghasilkan simpulan yang keliru, kata Robert Cuffe, kepala Badan Statistik Inggris.
Baca Juga: Update Corona di DKI: 647 Positif, Meninggal & Sembuh...
Tingkat kematian juga bergantung pada sejumlah faktor seperti umur, kondisi kesehatan secara umum, dan akses ke layanan kesehatan.
Risiko Bergantung Usia?
Orang tua dan orang yang punya penyakit lebih besar kemungkinan untuk meninggal dunia akibat virus corona. Perkiraan terakhir dari Imperial College London, tingkat kematian hampir 10 kali lipat bagi orang berusia 80 tahun ke atas dan lebih rendah bagi yang berumur di bawah 40.
Penasihat medis pemerintahan Inggris, Profesor Chris Whitty, mengatakan meskipun tingkat kematian lebih tinggi bagi orang-orang tua, kebanyakan orang tua hanya akan punya gejala ringan sampai sedang.
Ia juga mengingatkan bahwa infeksi ini tak bisa dianggap remeh bagi orang muda, sembari menyebutkan bahwa banyak orang muda yang terinfeksi dan harus dirawat di unit perawatan intensif. Jadi, bukan hanya usia yang memengaruhi risiko infeksi.
Dalam analisis massal untuk lebih dari 44.000 kasus di China, kematian ditemukan lima kali lebih banyak pada orang-orang yang mengidap diabetes, tekanan darah tinggi atau masalah pernapasan.
Seluruh faktor ini berinteraksi satu sama lain dan kita belum tahu gambaran utuh risiko bagi tiap jenis orang di lokasi-lokasi berbeda.
Dan bahkan ketika pola-pola yang membentuk tingkat kematian di berbagai kasus bisa mengungkap siapa yang paling berisiko, tetap saja kita tak bisa tahu risiko pastinya untuk kelompok-kelompok tertentu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: