Lockdown Bikin Jutaan Warga India Terpaksa Pulang Kampung Jalan Kaki
India memiliki 1.071 kasus virus corona dan 29 orang meninggal dunia. Jumlah tersebut relatif lebih kecil dibandingkan dengan Amerika Serikat (AS), Italia, dan China. Para pejabat India mengatakan, negaranya masih jauh peningkatan kasus virus corona, namun mereka khawatir karena lemahnya sistem kesehatan publik.
Banyak orang India, umumnya adalah buruh migran, mengabaikan karantina wilayah. Mudik massal saat karantina wilayah justru akan memperparah penyebaran virus corona ke wilayah perdesaan.
“Ini merupakan situasi di mana tantangan setiap hari karena populasi migran yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Negara bagian yang tidak terkena (virus corona) bisa menjadi negara bagian yang tertular virus tersebut,” kata S K Singh, direktur Pusat Nasional untuk Pengawasan Penyakit (NCDC) India.
Pemerintah federal India memerintahkan otoritas negara bagian untuk menghentikan pekerja migran yang mudik. Negara bagian diminta membangun pusat penampungan dan memberikan bantuan makanan dan minuman bagi orang yang terjebak mudik.
Menteri Besar Delhi Arvind Kejriwal mengungkapkan, para pekerja informal agar tidak meninggalkan ibu kota. Dia meminta warganya untuk tetap tinggal di rumah.
“Perkumpulan dalam jumlah besar menjadikan risiko besar tertular virus corona,” ungkap Kejriwal.
Sementara itu, negara tetangga India, Nepal, justru memperpanjang lockdown hingga satu pekan mendatang. Padahal, Nepal hanya memiliki lima kasus pasien virus corona dan belum ada korban meninggal dunia. Namun, mereka sangat peduli karena penyebaran virus itu semakin meluas ketika orang bepergian.
“Jika lockdown tidak diperpanjang, kemudian pergerakan orang semakin meningkat, maka risiko penyebaran virus semakin luas,” kata Surya Thapa, penasihat PM Nepal K P Sharma Oli.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: