Para petani sedang melakukan panen raya di sejumlah wilayah Indonesia pada masa pandemi Covid-19 mulai merebak. Sama dengan daerah yang lain, Kabupaten Siak juga turut bergabung melakukan panen raya, salah satunya panen raya perdana untuk padi gogo.
Bupati Siak, H. Alfedri mengatakan panen raya perdana padi gogo seluas 12 hektare (ha) dengan 8 ha berada di Kelurahan Sungai Mempura dan produksi 63 ton per ha. Selan itu, 4 ha lagi berada di wilayah lainnya dengan produksi 5,6 ton per ha.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Tak Ganggu Petani Minahasa Panen Raya Padi dan Jagung
"Tentu dengan berbagai budi daya yang kita lakukan maka tata kelola pertanian akan makin bagus dan sapta usahanya kita lakukan sehingga hasilnya bisa meningkat dari panen kita hari ini," kata Alfedri, Rabu (8/4/2020).
Selain itu, Bupati Siak ini juga mengatakan bahwa panen raya padi sudah dimulai dari Februari yang salah satunya panen raya di daerag Kampung Sungai Tengah dan berlangsung meriah dengan dihadiri ratusan masyarakat.
Padi yang dipanen di daerah tersebut adalah padi jenis serang dengan masa tanam 122 hari. Padi tersebut ditanam sejak awal Januari dengan total luas lahan berjumlah 155 ha dari total luas lahan persawahan di Sungai Tengah keseluruhan yang berjumlah 450 ha. Sementara untuk hasil panen, produksi varietas padi serang ini mencapai 4,5 ton per ha.
"Melihat keberhasilan para petani dalam mengembangkan sektor pertanian padi di Sungai Tengah, saya merasa sangat bangga dan mari kita terus memberikan perhatian terhadap tata kelola dan pembangunan pertanian khususnya tanaman padi di Sungai Tengah," terangnya.
Alfedri menambahkan, panen raya padi juga terjadi di Dusun Banio Kampung Harapan Sungai Apit Kabupaten Siak dengan luas area 81 ha. Ia juga mengajak masyarakat untuk dapat memanfaatkan lahan kosongnya untuk ditanami padi.
"Berdasarkan pada laporan kebutuhan beras yang baru bisa memenuhi 75% dari total kebutuhan masyarakat sehingga Kabupaten Siak masih melakukan impor beras dari daerah lain," sambungnya.
Di kesempatan terpisah, Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi, mengatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan panen raya akan berlangsung pada April dengan luas panen 1,73 juta ha. Kementan mengantisipasi jangan sampai harga gabah di tingkat petani jatuh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).
"Kita telah mengevaluasi panen dan produksi dan harga saat panen raya ini. Untuk diketahui sudah berlangsung sejak Maret awal, panen raya dan puncak panen akan terjadi pada April seluas 1,73 juta hektare dengan produksi 5,27 juta ton beras," katanya.
Panen padi diperkirakan akan berlanjut pada Mei dengan luas panen sekitar 1,38 juta ha atau setara dengan produksi 3,81 juta ton beras. Luas panen Mei ini masih lebih tinggi daripada Maret.
"Sesuai arahan Menteri Pertanian supaya mengantipasi dan melakukan stabilisasi harga jangan sampai harga gabah di bawah HPP atau mempertahankan harga sama hingga Maret karena berdampak pada nilai tukar petani," tuturnya.
Kata Suwandi, pihaknya memantau kondisi di sejumlah daerah, termasuk luas panen sesuai proyeksi BPS dengan adanya dokumentasi di 166 kabupaten di 32 provinsi. Pemantauan tersebut didukung 720 foto panen open camera dan 113 video.
Dari hasil pemantauan tersebut terkonfirmasi terjadi panen raya di beberapa daerah. Ciri-ciri lain panen raya itu adalah harga gabah mulai turun. Pada Maret, harga gabah Rp4.760/kg. Bahkan di beberapa kabupaten harga gabah petani sudah di bawah HPP.
"Karena itu, pemerintah melakukan intervensi dan upaya untuk stabilisasi harga saat panen padi ini," sebut Suwandi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: