Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 lalu telah melumpuhkan sektor perekonomian dunia termasuk Indonesia. Namun, sektor industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia masih mampu bertahan meskipun sedang berada ditengah pandemi Covid-19 ini.
Ketua Bidang Komunikasi Gapki, Tofan Mahdi, berkata, "Sejauh ini kami masih bussines as usual karena kegiatan di kebun masih berjalan normal. Memang untuk pergerakan manusianya menjadi lebih terbatas, tapi kami tetap melakukan upaya-upaya antisipatif dan pencegahan. Namun, kami dari Gapki belum menerima laporan bahwa kegiatan produksi di kebun terganggu."
Baca Juga: Petani Sawit Lawan Covid-19
Lebih lanjut Tofan mengatakan, berbagai operasional di perkebunan masih cenderung berjalan normal bahkan belum adanya laporan yang menyampaikan bahwa proses produksi berhenti atau melakukan lay off pekerjaannya di kebun. Sebagai manusia biasa, Tofan tetap menaruh harapan bahwa industri sawit akan tetap memberikan kontribusi yang baik bagi perekonomian nasional. Ketika industri-industri lain sudah banyak yang terpuruk, bisnis sawit diharapkan bisa tetap berdiri tegak.
Dari sisi harga, Tofan mengatakan bahwa industri sawit Indonesia sempat mengalami koreksi. Tercatat pada tahun 2019 lalu, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sempat mengalami pelemahan yang signifikan. Namun, pada Oktober-Desember 2019 mulai kembali membaik. Harga CPO terendah tercatat pada bulan Juli sebesar US$ 560/MT dan selanjutnya pada Januari 2020 naik menjadi sekitar US$ 700/MT-US$ 800/MT.
"Kita bersyukur bahwa harga sawit sekitar US$ 680/MT–US$ 700/MT masih oke dari segi bisnis. Tidak terpengaruh turunnya harga minyak dunia. Dari segi harga, harga sawit tidak selalu paralel dengan harga minyak mentah. Kadang mengikuti, kadang trennya berbeda. Semisal saat ini, minyak mentah turun cukup drastis sekitar US$ 20/barel. Sementara, harga sawit di tingkat petani masih di atas Rp1.000-Rp1.300. Harga ini masih cukup bagus di tengah situasi sekarang ini," ujar Tofan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum