Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Formula Apa yang Dipakai Australia Sehingga Mampu Perlambat Laju Penyebaran Virus Corona?

Formula Apa yang Dipakai Australia Sehingga Mampu Perlambat Laju Penyebaran Virus Corona? Kredit Foto: Reuters/Stephen Lam
Warta Ekonomi, Canberra, Australia -

Sama seperti Amerika Serikat dan Inggris, Australia mengambil keputusan ketat berkenaan dengan virus corona hampir dalam waktu yang bersamaan. Namun apa yang terjadi di ketiga negara tersebut sangat berbeda.

Setelah Australia hentikan penerbangan dari China, kasus positif berasal dari mereka yang pulang dari Amerika Serikat dan Iran. PM Scott Morrison secara teratur memberikan perkembangan soal COVID-19 kepada media didampingi Kepala Otoritas Kesehatan. Pembatasan yang dilakukan Australia sejauh ini mampu menekan angka penularan baru virus corona.

Baca Juga: Australia dan Selandia Baru Dukung WHO Kala AS Cabut Dana Kesehatan

Amerika Serikat sekarang menjadi negara dengan kasus corona terbesar di dunia melebihi 612 ribu kasus dengan kematian hampir 26 ribu orang. Inggris dilaporkan bisa menjadi negara dengan korban terbanyak di Eropa, sejauh ini sudah memiliki 93 ribu kasus, dengan 12 ribu orang meninggal.

Sementara di Australia hingga hari Rabu (15/4/2020), kasus virus corona positif telah menjangkit 6.400 orang, dengan jumlah orang yang meninggal mencapai 63. Baik Amerika Serikat, Inggris dan Australia mengambil keputusan penting dalam menangani kasus corona ini dalam waktu yang hampir bersamaan, yaitu di minggu kedua bulan Maret.

Di Australia, sebagai negara dimana tradisi olahraga sudah mendarang daging dalam masyarakat, keputusan besar berkenaan dengan corona adalah ketika lomba balapan Formula Satu yang sedianya akan dilaksanakan di Albert Park lalu dibatalkan.

Balapan F1 dibatalkan di hari Jumat (13/3/2020), meski para pembalap dari penjuru dunia sudah tiba di Melbourne untuk menjalani sesi latihan yang rencananya dihadiri oleh penonton.

Sebelumnya, baik pemerintah negara bagian Victoria maupun panitia penyelenggara masih bersikeras bahwa balapan tersebut akan berlangsung sesuai dengan rencana.

Di hari yang sama, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan seluruh penerbangan dari Eropa ke negaranya akan dilarang selama satu bulan.

Di Inggris, lomba pacuan kuda Chelthemham masih digelar di hari Jumat tersebut, yang dihadiri oleh sekitar 250 ribu orang, kemudian pada tanggal 17 Maret PM Inggris Boris Johnson mengumumkan larangan bepergian ke luar negeri.

Saat itu, China masih dalam karantina total, dengan keadaan di Italia semakin memburuk, namun AS, Inggris dan Australia baru mulai dengan serius melakukan berbagai langkah untuk menangani virus corona. Namun 4 minggu setelah itu, kondisi ketiga negara terkait virus corona sangat berbeda.

Amerika Serikat dan Inggris berada di kelompok yang sama, dengan angka penularan virus corona melonjak tinggi, sedangkan di Australia, pemerintahnya sudah berbicara mengenai keberhasilan menahan laju penularan.

Hampir "kecolongan" dengan kasus dari Amerika Serikat dan Iran

Ketika China menutup diri dengan menerapkan "lockdown" di Wuhan, kota virus corona berasal, tanggal 23 Januari lalu, Australia menghentikan perjalanan dari China pada tanggal 1 Februari.

Ketika itu, larangan perjalanan seperti ini masih dianggap sebagai tindak berlebihan baik oleh China maupun oleh negara lain. Penerbangan dari negara lain masih dibolehkan karena saat itu virus corona dianggap menjadi masalah yang hanya terjadi di China saja.

Australia kemudian menyadari adanya warga yang kembali dari Amerika Serikat dan Iran, yang kemudian dinyatakan positif tertular virus corona. Ketika itu di Amerika Serikat dan Iran, belum ada tanda-tanda wabah sudah terjadi.

Peningkatan angka COVID-19 di Australia juga berasal dari berbagai kapal pesiar yang sedang keliling dunia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: