Peneliti Kembangkan Vaksin, Peretas Seenaknya Mencuri Hasil Penelitian
Saat ini sejumlah negara tengah berusaha keras menemukan vaksin atau obat dari virus corona (Covid-19). Di tengah kesibukan para peneliti, rupanya ada peretas yang berusaha mencuri hasil penelitian lembaga penelitian.
Demikian diungkapkan pejabat senior cybersecurity FBI, seperti dilansir Reuters Jumat (17/4/2020). Deputi Asisten Direktur Investigasi Biro Federal, Tonya Ugoretz, mengatakan kepada para peserta dalam diskusi panel online yang diselenggarakan oleh Institut Aspen bahwa biro tersebut telah melihat peretas yang didukung oleh negara mencari-cari di sekitar sektor kesehatan AS juga.
Baca Juga: China dan AS Adu Cepat dalam Uji Klinis Vaksin Corona
"Kami tentu saja telah melihat kegiatan pengintaian dan beberapa intrusi ke dalam beberapa lembaga tersebut, terutama yang secara publik mengidentifikasi diri mereka sendiri sedang mengerjakan penelitian terkait Covid," katanya, seperti dikutip Reuters.
Ugoretz tidak menyebutkan nama negara tertentu dan dia tidak mengidentifikasi perusahaan atau institusi yang ditargetkan. Namun menurutnya, masuk akal bagi organisasi yang bekerja pada perawatan yang menjanjikan atau vaksin potensial untuk menggembar-gemborkan pekerjaan mereka di depan umum.
"Sisi buruknya adalah bahwa hal itu membuat mereka menjadi tanda bagi negara-bangsa lain yang tertarik untuk mengumpulkan detail tentang apa yang sebenarnya mereka lakukan dan bahkan mungkin mencuri informasi hak milik yang dimiliki lembaga-lembaga itu," ujar Ugoretz.
Ugoretz mengatakan bahwa peretas yang didukung negara sering menargetkan industri biofarmasi. Hal seperti itu bisa meningkat di tengah situasi krisis seperti saat ini.
FBI dan Kantor Direktur Intelijen Nasional tidak segera mengembalikan email untuk meminta komentar. Pusat Berbagi dan Analisis Informasi Kesehatan yang berbasis di Florida, yang membantu mengoordinasikan keamanan siber di seluruh sektor kesehatan, tidak segera mengembalikan pesan yang meminta komentar.
Potensi bagi peretas untuk menargetkan penelitian dan institusi kesehatan yang terkait dengan perawatan dan vaksin coronavirus telah berada di radar pejabat keamanan siber AS sejak dimulainya wabah, yang dimulai di China akhir tahun lalu.
Bulan lalu, Reuters mengidentifikasi dua upaya independen oleh berbagai kelompok peretasan yang didukung negara untuk menembus Organisasi Kesehatan Dunia, yang membantu mengatur tanggapan global terhadap epidemi tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum