Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Makan Dana Rp5,6 T, Konten Pelatihan Prakerja Dinilai Serupa Konten Gratis Youtube

Makan Dana Rp5,6 T, Konten Pelatihan Prakerja Dinilai Serupa Konten Gratis Youtube Kartu Prakerja. | Kredit Foto: Twitter/AnalisaIDN
Warta Ekonomi, Bogor -

Program Kartu Prakerja menuai kritik lagi. Kini, program pelatihan daring yang menggelontorkan biaya Rp5,6 triliun itu dianggap punya materi sejenis dengan konten gratis YouTube.

Terkait hal itu, Anggota Ombudsman Alamsyah Saragih mengatakan sebaiknya skema perlindungam sosial untuk virus corona atau COVID-19 dilebur, menjadi skema yang lebih sederhana dan tidak banyak varian.

"Skema kartu prakerja tidak kompatibel dengan situasi. Apa lagi pakai modul-modul pelatihan online seperti itu," ujarnya, Sabtu (18/4/2020).

Baca Juga: Enggak Cuma Karyawan Ramayana, Buruh Pabrik Juga Terancam Dirumahkan Akibat Corona

Menurut dia, pemerintah lebih baik fokus pada wilayah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dengan skema bantuan sosial untuk dua hal saja. Pertama kebutuhan konsumsi sembako dan kebutuhan uang tunai untuk keperluan lain.

“Sedangkan untuk wilayah non PSBB terdampak silakan buat skema yang terkait dengan aktivitas produktif," ungkap dia.

Tercatat, salah satu platform yang digandeng pemerintah adalah Ruangguru yang dipimpin Staf Khusus Presiden Jokowi, yakni Adamas Belva Syah Devara. Salah satu materi pelatihan yang ditawarkan adalah bedah CV untuk melamar kerja.

Program Kartu Prakerja diciptakan untuk pengembangan potensi kerja. Selain itu, program ini juga diarahkan untuk mengurangi dampak ekonomi bagi orang yang terkena PHK atau dirumahkan akibat pandemi virus corona.

Sejak dimulai dibukanya pendaftaran gelombang pertama pada Sabtu 11 April 2020 hingga Kamis (16/4/2020), tercatat sebanyak 2.780.026 peserta akan mengikuti program perdana kartu pra-kerja ini.

Selama enam hari masa pendaftaran gelombang pertama, tercatat ada 5.965.048 user. Kemudian telah dilakukan verifikasi email tercatat ada 4.428.669 user.

Selanjutnya, disisir lagi berdasarkan NIK, dan tercatat sebanyak 3.294.190 user. Kemudian diproses lagi dengan data yang ada dari kementerian maka yang telah memasuki join batch 2.078.026 user.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: