Ramai Layanan Internet First Media Mati, Siapa Konglomerat Pemilik Bisnis Broadband Ini?
Setiba di Jakarta, Mochtar Riady bekerja di sebuah CV di jalan hayam wuruk selama enam bulan, kemudian ia bekerja pada seorang importer, di waktu bersamaan ia pun bekerja sama dengan temannya untuk berbisnis kapal kecil.
Meski demikian, ia tetap ingin menjadi seorang bankir hingga sebuah kesempatan datang dan ia diamanahkan untuk memperbaiki sebuah bank tanpa pengalaman. Belajar dan terus belajar, hingga satu tahun kemudian, bank tersebut sukses dan tumbuh pesat.
Sementara Lippo Group bermula ketika Mochtar Riady yang memiliki nama Tionghoa, Lie Mo Tie ini membeli sebagian saham di Bank Perniagaan Indonesia milik Haji Hasyim Ning pada 1981. Saat ia membelinya, aset bank milik keluarga Hasyim telah merosot menjadi hanya sekitar Rp16,3 miliar.
Mochtar sendiri pada waktu itu tengah menduduki posisi penting di Bank Central Asia, bank yang didirikan oleh keluarga Liem Sioe Liong.
Bergabung dengan Hasyim Ning membuat ia bersemangat. Pada 1987, setelah ia bergabung, aset Bank Perniagaan Indonesia melonjak naik lebih dari 1.500 persen menjadi Rp 257,73 miliar. Hal ini membuat kagum kalangan perbankan nasional.
Ia pun dijuluki sebagai The Magic Man of Bank Marketing. Dua tahun kemudian, pada 1989, bank ini melakukan merger dengan Bank Umum Asia dan semenjak saat itu lahirlah Lippobank. Inilah cikal bakal Lippo Group.
Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Mochtar Riady menduduki peringkat ke-38 dengan total kekayaan saat itu USD 650 juta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: