Rilis Bulan Depan, Apple dan Google Perbarui Fitur Sistem Pelacakan Covid-19
Apple Inc dan Google memperbarui rincian teknis dari sistem pelacakan kontak Covid-19 yang mereka rencanakan untuk rilis bulan depan. Keduanya mengatakan fitur-fitur baru akan memperkuat perlindungan privasi dan memberikan data yang lebih rinci kepada otoritas kesehatan.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (25/4/2020), sistem yang diumumkan pada 10 April akan menggunakan teknologi Bluetooth untuk memungkinkan pihak berwenang membangun aplikasi guna mengingatkan orang-orang yang dekat dengan mereka yang telah dites positif untuk virus Covid-19.
Baca Juga: Akibat Krisis Corona, Mbah Google Potong Setengah Anggaran untuk . . . Sampai Sahamnya Jadi Korban!
Pendekatan ini membuka celah dengan sistem perencanaan pemerintah Eropa yang akan menyimpan data pada server terpusat.
Tanpa teknologi Apple-Google, aplikasi yang dibangun oleh pemerintah-pemerintah tersebut akan menghadapi batasan seperti membutuhkan layar ponsel agar tidak terkunci agar berfungsi dengan benar.
Peneliti kesehatan dan privasi juga mengutip masalah privasi yang ditangani perusahaan dengan mempersulit penggunaan data yang dihasilkan sistem untuk melacak orang. Angka-angka yang mengidentifikasi pengguna akan dihasilkan secara acak dan apa yang disebut "metadata" seperti kekuatan sinyal Bluetooth dan model telepon pengguna sekarang akan dienkripsi bersama dengan data primer tentang siapa mereka yang berapa di dekat mereka.
Waktu pemaparan atau berapa lama dua ponsel saling berdekatan akan dibulatkan menjadi interval 5 menit guna mencegah penggunaan data waktu terperinci untuk mencocokkan telepon dengan orang.
Perusahaan-perusahaan juga berusaha untuk mengatasi kekhawatiran para peneliti kesehatan bahwa sistem tersebut tidak akan efektif. Karena sinyal Bluetooth dapat menembus beberapa dinding dan dapat dideteksi bahkan ketika singkat, para peneliti khawatir tentang peringatan palsu dari tetangga di gedung apartemen atau orang yang lewat di ruang publik.
Apple dan Google sekarang akan memberikan data tentang tingkat daya Bluetooth untuk memperkirakan dengan lebih baik seberapa dekat dua ponsel saling bertemu dan untuk berapa lama, membiarkan pihak berwenang menetapkan ambang batas mereka sendiri kapan harus memperingatkan seseorang.
Perusahaan juga mengatakan mereka akan memberikan data tentang berapa hari telah berlalu sejak kontak terakhir dengan orang yang terinfeksi untuk membantu pihak berwenang memberi tahu pengguna tentang langkah apa yang harus diambil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: