Tercekik Corona, Maskapai Miliarder Dunia Ini Masih Berjuang Cari Utang
Maskapai Virgin Atlantic milik miliarder Richard Branson masih terus berupaya mencari dana ke investor swasta agar maskapainya bisa bertahan di tengah krisis pandemi virus corona (COVID-19).
Dilansir dari CNN di Jakarta, Senin (27/4/2020) juru bicara Virgin Atlantic mengonfirmasi, Virgin telah menunjuk Bank investasi Houlihan Lokey untuk memimpin pencarian dana dengan fokus pada investor swasta.
"Kami sedang menjajaki semua opsi untuk mendapatkan pendanaan eksternal tambahan dari investor swasta dan telah meminta dana ke pemerintah Inggris," kata juru bicara Virgin.
Baca Juga: Kolaps di Tengah Corona, Miliarder Pemilik Maskapai Virgin Australia Jaminkan Pulau di Karibia!
Perusahaan induk maskapai, Virgin Group dan pemiliknya Branson mendukung pencarian investor, meskipun mereka tidak ingin menjual Virgin Atlantic secara langsung.
"Branson dan Virgin Group berkomitmen menjamin pekerja dan maskapainya dan tidak ingin menjual Virgin Atlantic. Mereka mengakui investasi diperlukan untuk menebus total kehilangan pendapatan karena COVID-19 dan bekerja sama dengan Houlihan Lokey untuk mendekati investor swasta mengenai peluang investasi," jelas juru bicara Virgin Atlantic.
Branson telah menggelontorkan dana sebesar USD 250 juta dan menjamin pulau pribadinya untuk maskapai Virgin Group sebagai upaya pertahanan terhadap pandemi, tetapi dana tersebut tak cukup.
Ia juga telah meminta bantuan dari pemerintah Australia untuk Virgin Australia. Tetapi pada Selasa lalu, Virgin Australia menyatakan maskapainya bangkrut akibat krisis COVID-19.
"Tantangannya sekarang adalah maskapai tidak ada uang masuk dan banyak yang keluar akibat terpaan COVID-19," kata Branson dalam surat yang terbit pekan lalu.
Hingga saat ini Virgin Atlantic kerap mengencangkan ikat pinggang dengan mengurangi biaya, menghemat uang dan melindungi pekerjaan.
Larangan perjalanan, lockdown, dan pembatasan yang diterapkan di sejumlah negara untuk memperlambat penyebaran virus corona telah menghancurkan industri perjalanan. Puluhan maskapai terpaksa memarkirkan pesawatnya dan menempatkan pekerja dengan cuti tanpa bayaran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: