Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Simbiosis Mutualisme! Pengamat Lihat Pujian Prabowo ke Jokowi Akan Saling Menguntungkan

Simbiosis Mutualisme! Pengamat Lihat Pujian Prabowo ke Jokowi Akan Saling Menguntungkan Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) menyalami Menteri Pertahanan Prabowo Subianto seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). ANTARA FOTO//foc | Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menganggap bahwa pidato Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang memuji kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan sikap saling menguntungkan.

"Menguntungkan Pak Jokowi dan Prabowo sendiri. Saling puji-pujian," tutur Pangi, Rabu (29/4/2020).

Baca Juga: Prabowo Puji Jokowi, Pengamat Bilang: Dia Itu Pembantu Presiden, Paham?

Pangi menilai, saat ini Jokowi butuh 'lidah' Prabowo untuk menjaga legitimasinya di tengah tren kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah ini makin terjun bebas. Sebaliknya, Prabowo juga butuh dukungan Jokowi seandainya Menteri Pertahanan itu berniat maju kembali pada Pilpres 2024 mendatang.

Menurut Pangi, jika ucapan yang refleks datang dari nurani Prabowo, ini menandakan sinyal bahwa negara memang dalam keadaan baik-baik saja. Namun, jika ucapan ini hasil dari operasi setting-an pengondisian, ucapan Prabowo dianggap tak akan berkesan di hati rakyat dan tak akan bertahan lama.

Lebih lanjut Pangi menyatakan, jika Jokowi mampu menjalankan pemerintah ini berjalan dengan baik dan berpihak pada kepentingan rakyat kecil untuk setiap kebijakannya, kesaksian Prabowo tidak diperlukan.

"Karena hati-hati dengan sumpah dan kesaksian politisi, banyak sumpahnya juga. Janji politisi juga harus hati-hati, jangan sampai termakan janji dan sumpah politisi, mereka akan bangun jembatan meskipun tak ada sungai," ungkapnya.

"Betapa banyak politisi yang bersaksi dan mengumbar saksi palsu, itulah mengapa negara kita hari ini tak kunjung berhenti mengalami masa-masa sulit dan musibah, kebanyakan janji, sumpah palsu, tetapi realitasnya jauh sekali," imbuh dia.

Dia mengingatkan, yang dipegang dari politisi bukan janji dan sumpah, tapi perbuatannya, apakah kebijakannya betul-betul dirasakan rakyat atau sebaliknya, kebijakan dan keputusan politik yang keluar hanya menyesengsarakan rakyat kecil.

"Hati-hati janji, sumpah serapah dan doa rakyat yang terzalimi karena pemimpin yang enggak punya sense of politics kelas tinggi dan empati berkelas untuk rakyat kecil," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: