Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengulik Misteri di Belakang Angka Kematian Rendah Akibat Virus Corona di India

Mengulik Misteri di Belakang Angka Kematian Rendah Akibat Virus Corona di India Kredit Foto: Reuters

"Berkata sejujurnya, saya tidak tahu dan masyarakat internasional pun tidak tahu," kata fisikawan dan pakar onkologi Siddartha Mukherjee baru-baru ini.

"Saya akan menyebut tren Ini sebagai sebuah misteri dan sebagian dari fakta yang masih abu-abu ini adalah bahwa India belum menggelar cukup banyak tes Covid-19."

"Jika kita menguji lebih banyak orang, maka kita akan mendapatkan jawabannya," ujar Mukherjee.

Mukherjee menyebut tes diagnostik yang menentukan apakah sesorang terinfeksi dan uji antibodi untuk mengetahui seseorang pernah terjangkit atau dinyatakan sembuh.

Pertanyaan lain yang belum terjawab adalah apakah India luput mencatat sejumlah kematian akibat Covid-19. Terdapat banyak kematian yang tidak tercatat di berbagai negara yang sangat terdampak virus ini.

Setelah menelusuri data kematian di 12 negara misalnya, New York Times menemukan bahwa ada 40.000 kematian yang tidak tercatat di data resmi, Maret lalu.

Kematian itu adalah yang terbukti berkaitan erat dengan Covid-19 maupun yang didorong penyebab lainnya.

Analisis Financial Times terhadap kematian selama pandemi Covid-19 di 14 negara menemukan bahwa jumlah kematian akibat virus ini sebenarnya 60% tinggi dibandingkan data resmi.

Namun India dalam data yang ditelisik oleh New York Times dan Financial Times itu.

Prabhat Jha, akademisi dari University of Toronto yang mempimpin proyek ambisius bertajuk Million Death Study, menilai kematian yang tidak tercatat harus masuk dalam perhitungan ini.

"Karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, setelah ini dibutuhkan sistem penghitungan lain di India," ujar Jha kepada saya.

Sekitar 80% kematian di India memang terjadi di rumah. Ini termasuk kematian akibat malaria dan penyakit paru. Kematian akibat persalinan, serangan jantung, dan kecelakaan adalah jenis kematian yang lebih sering dicatat pihak rumah sakit.

"Banyak orang di India mendapat penanganan medis secara terus-menerus, pulang, lalu meninggal di rumah," kata Jha.

Jelas, hanya menghitung kematian yang terjadi di rumah sakit tidak cukup untuk mendapatkan angka kematian akibat Covid-19 yang akurat.

Upaya menghitung kematian dengan mencatat prosesi pemakaman di krematorium dan kuburan umum pun rumit. Tidak seluruh masyarakat India bisa membayar prosesi kematian semacam itu.

Namun menurut Srinath Reddy, presiden di Public Health Foundation of India, tidak ada laporan tentang melonjaknya kematian di rumah sakit. Artinya, tidak mungkin ada kematian dalam kategori itu yang tidak tercatat.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: