Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Penyebab Harga Masker Kembali Normal hingga Penimbun Rugi Besar

5 Penyebab Harga Masker Kembali Normal hingga Penimbun Rugi Besar Masker kain. | Kredit Foto: Forbes
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam beberapa hari terakhir, jagat maya diramaikan dengan harga masker di pasaran yang harganya terus menurun. Selain masker, alat kesehatan seperti hand sanitizer juga mulai turun setelah hampir 2 bulan virus corona masuk RI pada awal Maret lalu.

Mengapa bisa demikian? Berikut pantauan dari WE Online, Rabu (29/4/2020):

Baca Juga: Berdayakan UMKM, GandengTangan Salurkan Seribu Masker Kain dan APD

1. Masker impor

Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebelumnya telah menerbitkan aturan pembebasan impor untuk produk alat kesehatan (alkes) yang digunakan dalam menangani virus corona (COVID-19).

Pembebasan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedelapan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 87 M-DAG/PER/10/2015 Tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu. Itulah kini harga masker dan hand sanitizer mulai normal karena masker sudah tidak langka.

2. Penggunaan masker kain

Pemerintah juga telah mengeluarkan anjuran untuk menggunakan masker kain bagi orang-orang sehat. Hal ini ditujukan karena kelangkaan masker bedah yang hanya diperuntukkan oleh tenaga medis sebagai garda terdepan.

3. UMKM memproduksi masker kain

Selain itu para penjahit rumahan dan UMKM juga mulai memproduksi masker kain bagi masyarakat. Harganya pun bersahabat sehingga banyak orang beralih ke masker kain daripada masker bedah yang sulit dicari.

4. Masker kain lebih efisien

Ya, masker kain lebih efisien lantaran bisa digunakan berkali-kali dan dicuci. Hal berbalik dari masker medis yang harus segera dibuang setelah digunakan.

5. Penimbun masker mulai jual murah

Saat corona baru mewabah di Indonesia, para penimbun masker mengumpulkan banyak masker untuk dijual lagi dengan harga tinggi. Saat ini justru menjadi bumerang bagi mereka karena permintaan masker sudah berkuang dan barang yang mereka timbun sudah tak lagi mahal.

Alhasil, mereka harus menjual murah masker-masker tersebut agar setidaknya bisa balik modal, meski di social media sempat ramai bahwa para penimbun masker sudah rugi besar hingga miliaran.

Belajar dari kesalahan ini yuk! Jangan coba-coba ambil keuntungan di balik kesulitan masyarakat ya!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: