Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KTNA: AWR dan Kostratani Ubah Wajah Pertanian Indonesia di Mata Dunia

KTNA: AWR dan Kostratani Ubah Wajah Pertanian Indonesia di Mata Dunia Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mendukung pemanfaatan teknologi dan mekanisasi yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan capian produksi. Menurut dia, teknologi adalah alat yang pasti, yang mampu menjadikan pertanian Indonesia lebih maju, mandiri, dan modern.

"Saya kira langkah ini sesuai dengan apa yang diarahkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Artinya, teknologi yang diterapkan sudah sangat seimbang dengan kegiatan budi daya. Ini langkah yang bagus karena antara teknologi dan kebutuhan pangan sudah berjalan beriringan," ujar Winarno, Rabu (29/4/2020).

Baca Juga: Laris Manis! Pasar Mitra Tani Kementan di Bekasi Juga Diserbu Pembeli

Selain itu, kata Winarno, KTNA juga mengapresiasi pembangunan pusat data Agriculture War Room (AWR) yang mampu memetakan kondisi dan potensi lahan pertanian di daerah seluruh Indonesia. Apalagi, Kementan juga membangun kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang ada di tiap-tiap kecamatan.

"AWR dan Kostratani adalah dua perangkat masa depan yang mengubah wajah pertanian Indonesia di mata dunia," katanya.

Namun, di samping itu, Winarno berharap pemerintah memberi perhatian lebih dan perlindungan khusus kepada para petani. Dia ingin mereka dalam kondisi sehat meski harus berproduksi dalam situasi pandemi.

"Saya yakin Kostratani melalui para penyuluhnya mampu mendampingi, sekaligus melindungi para petani dari ancaman pandemi corona. Untuk itu, tetap semangat. Bersama kita jaga pasokan pangan agar tetap terpenuhi. Kemudian mari kita manfaatkan momentum panen raya ini sebagai jalan menuju swasembada," katanya.

Sebagai informasi, stok beras Indonesia saat ini mencapai kurang lebih 6 juta ton. Angka tersebut dihitung melalui perkiraan produksi serta tambahan roll-over stok pada periode sebelumnya yang diperkirakan mencapai 11 juta ton. Dari penghitungan tersebut, angka konsumsi nasional hanya sekitar 7,9 juta ton.

Karena itu, dalam beberapa kesempatanya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengaku optimistis dengan ketersediaan beras tahun ini. Dia juga yakin bahwa pemerintah mampu menstabilkan harga pangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dengan baik.

"Semua ketersediaan 11 bahan pokok aman terkendali. Stok pangan kami, khususnya beras, cukup aman dan cukup terkendali," kata Mentan.

Menurutnya, masyarakat tak perlu khawatir dengan ketersediaan bahan pokok tahun ini karena jauh sebelumnya pemerintah sudah menghitung berapa kebutuhan dan pengeluaran pangan Indonesia.

"Hitungan neraca perdagangan kita cukup. Sebelas kebutuhan bahan pokok kita seperti daging, beras, cabai jagung, dan minyak juga cukup," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: