Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS-China Memanas di Laut China Selatan, RI Siaga di Natuna

AS-China Memanas di Laut China Selatan, RI Siaga di Natuna Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Situasi di Laut China Selatan makin memanas. Ketegangan meningkat usai militer Amerika Serikat mengerahkan kapal-kapal perang mereka ke wilayah itu.

Yang terbaru, Angkatan Laut dan Udara China memukul mundur USS Barry milik Amerika. Kapal perusak nuklir itu dikejar karena secara sengaja menerobos masuk ke wilayah teritorial China di sekitar perairan Pulau Xisha. Militer China menyebut perbuatan Amerika Serikat itu sengaja dilakukan untuk memprovokasi.

Baca Juga: Trump Naik Pitam: AS Kehilangan Banyak Nyawa, China Harus Bayar Lebih Mahal daripada Tuntutan Jerman

Sebenarnya, USS Barry awalnya bukan dikerahkan untuk menerobos wilayah China. USS Barry bersama USS Bunker Hill, USS America gentayangan di Laut China Selatan untuk menjaga agar tak terjadi pertikaian di zona sengketa antara Malaysia, Vietnam, dan China.

Amerika menuduh China telah melakukan intimidasi kepada dua negara bersengketa di zona itu dengan sengaja melayarkan Kapal Haiyang Dizhi 8 untuk melakukan survei di dekat pengeboran milik Petronas.

Ternyata, Indonesia merespons ketegangan itu, RI dipastikan bersiaga sebab kemarin, Rabu (29/4/2020), Badan Keamanan Laut, TNI, dan sejumlah kementerian atau lembaga terkait menggelar rapat.

Seperti dikutip Instagram resmi Bakamla, Kamis (30/4/3030), Bakamla menyebutkan rapat itu membahas langkah strategi menyikapi situasi itu sebab zona sengketa ketiga negara itu berbatasan langsung dengan wilayah Laut Natuna Utara.

Rapat yang dilakukan melalui teleconference itu dipimpin Kepala Bakamla RI, Laksdya TNI Aan Kurnia. Dihadiri Pangkogabwilhan, Asops Kasal, Waasops Panglima TNI, Pangarmada 1, Dirjen PSDKP KKP, Direktur Hukum dan Perjanjian, Kemlu, Deputi Kemenkopolhukam, dan para staf dijajarannya.

Pada rapat itu disebutkan telah disepakati sejumlah kebijakan seperti mendorong kehadiran satuan patroli di Laut Natuna Utara secara rutin dan selektif pada ruang dan waktu tertentu. Lalu mendorong eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam di laut dan membangun kapasitas dan saling percaya dengan negara-negara di kawasan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: