Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngaku Nabi Sambil Teriak Virus Corona Musnahkan Dunia, Masyarakatnya Buru-buru...

Ngaku Nabi Sambil Teriak Virus Corona Musnahkan Dunia, Masyarakatnya Buru-buru... Sejumlah tunawisma menggunakan lengan mereka untuk mengukur jarak aman satu sama lain saat menunggu pemeriksaan kesehatan sebelum memasuki arena adu banteng Plaza de Acho, yang oleh pemerintah diubah menjadi tempat penampungan tunawisma ditengah mewabahnya virus corona (COVID-19), di Lima, Peru, Senin (31/3/2020). | Kredit Foto: Reuters/Sebastian Castaneda
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di saat banyak negara memberlakukan langkah-langkah sosial yang sangat jauh untuk memperlambat penyebaran virus corona atau COVID-19, ribuan orang berkumpul di kota Puerto Plata, Republik Dominika, untuk mendengarkan 'peziarah' yang menggembor-gemborkan bahwa Tuhan akan menyingkirkan negara itu dan seluruh dunia karena pandemi ini. 

Kerumunan ribuan orang yang melanggar aturan lockdown di negara itu, menemani seorang peziarah Mildomio Adames menuju alun-alun setempat, di mana pria tersebut memproklamirkan dirinya dan mengaku bahwa dia mendapatkan wahyu dari Ilahi. 

Dengan penuh semangat, Adames mengatakan kepada banyak orang bahwa ia harus membuang salib kayu besar ke laut agar Tuhan mengakhiri pandemi COVID-19. 

 

"Pada hari Senin, mereka mengatakan bahwa dunia dan Republik Dominika dan banyak negara di dunia tidak akan memiliki penyakit karena Tuhan telah membersihkan kita," ujar Adames dalam akun YouTube resminya, dikutip VIVA dari Oddity Central, Kamis (30/4/2020). 

Menurut Uskup Puerto Plata, Monsignor Julio Cesar Corniel Amaro, sebelum berkumpul di tempat terbuka untuk mendengar wahyu si peziarah, massa terlebih dahulu menyerbu Katedral San Felipe Apostol.

"Ketika 'peziarah' tiba di katedral, yang ditutup waktu itu, mereka secara paksa membuka pintu dan memasuki tempat itu sekitar 10 menit, kemudian pergi setelah mendapat pesan dari pemimpin kelompok," kata Amaro dalam sebuah pernyataan. 

Massa berjumlah ribuan orang ini telah mengejutkan seluruh masyarakat Republik Dominika. Tokoh masyarakat dan politisi turut mengecam aksi tersebut. Bahkan, seorang senator mengatakan peristiwa itu sebagai 'serangan teroris' yang mengancam keselamatan seluruh negara. 

Mildomio Adames, yang menyebut dirinya sebagai 'The Pilgrim' menepis tuduhan tersebut. Ia mengatakan, ia tidak menyangka ada begitu banyak orang berkumpul untuk menyambutnya. Namun, hal itu tidak menghentikannya untuk berkhutbah dengan meminta orang-orang untuk bertobat dari dosa-dosa mereka dan mencari Tuhan. 

Adames mengklaim, ia memulai ziarah dari provinsi asalnya di San Cristobal untuk memohon kepada Tuhan agar mengasihani umat manusia dalam menghadapi pandemi virus corona saat ini. Ia juga mengatakan bahwa pandemi ini sudah datang sejak tahun lalu, karena Yesus Kristus telah mengirimkan beberapa tanda kepadanya. 

Mirisnya, di negara-negara di mana banyak orang yang kehilangan kepercayaan terhadap politisi dan otoritas setempat, pesan-pesan agama yang diputarbalikkan seperti The Pilgrim ini menjadi jawaban yang ditunggu-tunggu untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan keuangan yang serius. Padahal, fanatisme semacam ini hanya akan memperburuk keadaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: