Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ulama Ini sampai Geleng-geleng Ada Menteri Gak Kuasa Cegat TK China, Opung Luhut Tertampar!

Ulama Ini sampai Geleng-geleng Ada Menteri Gak Kuasa Cegat TK China, Opung Luhut Tertampar! Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A

KH Anwar menjelaskan, daulat tuanku artinya yang berdaulat atau yang berkuasa dan yang menentukan adalah yang lebih tinggi daripada rakyat dan atau bangsa itu sendiri karena dialah yang menentukan hitam putihnya perjalanan dari rakyat dan bangsa tersebut. "Sementara rakyat hanya ikut saja alias harus tunduk dan patuh kepada mereka," katanya.

Namun, KH Anwar mengatakan, berbeda halnya dengan daulat rakyat. Dalam daulat rakyat, rakyatlah yang menentukan. Pemimpin hanya bertugas menangkap maksud dan aspirasi  rakyatnya, lalu menjalankannya.

"Lalu, timbul pertanyaan, negeri ini menganut yang mana? Daulat rakyatkah atau daulat tuanku?" kata KH Anwar.

Sejatinya, menurut dia, negeri ini menganut daulat rakyat, bukan daulat tuanku. Namun, hal itu bukan berarti negeri ini tidak pernah mengalami sistem daulat tuanku tersebut. Ketika negeri ini dijajah oleh Belanda dan Jepang, Belanda dan Jepang lah sebagai tuanku yang menentukan seluruh yang dilakukan rakyat di negeri ini.

"Dengan kata lain rakyat harus mengabdi kepada kepentingan penjajah dan kalau ada bagian dari rakyat yang membantah apalagi melawan maka kumpeni dengan antek-anteknya yang terdiri dari kaum pribumi tentu akan turun dan menindak serta menindas mereka sampai keakar-akarnya," katanya.

Itulah sebabnya, karena rakyat tidak bisa terima dan tidak tahan dengan perlakuan sang tuan, di berbagai daerah rakyat bangkit dan meradang melawan penjajah tersebut. Sebab, cara-cara yang mereka tempuh itu sangat tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: