Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dihadang Covid-19, Inflasi Inti dan Permintaan Macet

Dihadang Covid-19, Inflasi Inti dan Permintaan Macet Kredit Foto: Antara/Adnan Nanda
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) menyatakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2020 tetap rendah dan terkendali. Inflasi IHK pada April 2020 tercatat 0,08% (mtm), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,10% (mtm).

Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan inflasi IHK April 2020 tercatat sebesar 2,67% (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 2,96% (yoy).

"Perkembangan ini dipengaruhi oleh inflasi inti yang melambat, serta kelompok volatile food dan administered prices yang kembali mencatat deflasi," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko di Jakarta, Senin malam (4/5/2020).

Baca Juga: Kabar Baik, Inflasi April Lebih Rendah dari Ramalan BI

Lebih jauh, Onny menjelaskan, inflasi inti pada April 2020 tercatat melambat dari 0,29% (mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 0,17% (mtm). Menurut kelompok barang, perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh deflasi komoditas bawang bombay di tengah komoditas gula pasir dan emas perhiasan yang mencatat kenaikan harga.

Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,85% (yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan inflasi Maret 2020 sebesar 2,87% (yoy).

"Inflasi inti yang menurun tidak terlepas dari konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi tetap terjaga dan dampak permintaan domestik yang melambat sejalan dampak pandemi Covid-19," ungkap Onny.

Sementara kelompok volatile food kembali mencatat deflasi sebesar 0,09% (mtm), setelah pada Maret 2020 mengalami deflasi sebesar 0,38% (mtm).

"Perkembangan ini dipengaruhi koreksi harga yang cukup dalam di beberapa komoditas seperti cabai merah, daging, dan telur ayam ras, serta bawang putih akibat melambatnya permintaan seiring pandemi Covid-19 serta memadainya pasokan. Sementara itu, inflasi komoditas bawang merah cukup tinggi didorong oleh pasokan panen bawang merah yang belum meningkat," pungkasnya.

Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food pada bulan ini tercatat 5,04% (yoy), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 6,48% (yoy).

Adapun kelompok administered prices juga kembali mencatat deflasi sebesar 0,14% (mtm), lebih rendah dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,19% (mtm). Deflasi ini terutama disumbang oleh koreksi tarif angkutan udara seiring penurunan permintaan.

Baca Juga: 2 Komoditas Ini Penyumbang Inflasi Terbesar April

Berbeda dengan perkembangan di tarif angkutan, komoditas aneka rokok dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) mencatat inflasi yang meningkat. Secara tahunan, kelompok administered prices tercatat deflasi sebesar 0,09% (yoy), lebih rendah dari Maret 2020 yang mengalami inflasi sebesar 0,16% (yoy).

"Ke depan, BI terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan terkendali dalam sasarannya sebesar 3,0%±1% pada 2020. Koordinasi dengan pemerintah tersebut termasuk untuk mengendalikan inflasi pada Ramadan dan hari raya Idulfitri 1441 H," tutup Onny.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: