Melihat Sertifikat Kekebalan Virus Corona Sejumlah Negara yang Jamin Masyarakat Tak Tertular Lagi
Beberapa negara termasuk Inggris, Jerman, Cile, dan Amerika Serikat sudah mengeluarkan ide agar warganya membawa "sertifikat kekebalan", bila mereka sudah sembuh dari COVID-19.
Dengan memegang "sertifikat kekebalan" mereka boleh melakukan aktivitas di luar rumah dengan bebas.
Menurut data yang dikumpulkan oleh John Hopskins University, lebih dari 1 juta orang di seluruh di dunia sudah sembuh dari COVID-19.
Mereka yang mendukung adanya "sertifikat kekebalan" mengatakan mereka yang sembuh dari virus sekarang boleh dizinkan bekerja lagi untuk membantu perekonomian, sampai vaksin ditemukan.
Namun beberapa pakar mengatakan jika keputusa ini dilakukan akan berbahaya, karena sistem itu tidak bisa dipercaya dan bisa membuat orang yang belum memiliki kekebalan untuk menipu.
Inggris, salah satu negara dengan korban kematian COVID-19 tertinggi di dunia, merupakan negara pertama yang mendiskusikan adanya "sertifikat kekebalan".
Bulan April, Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock mengatakan untuk "membuka kunci teka-teki virus corona" akan memerlukan tes darah guna mengetahui siapa saja yang sudah sembuh dari penyakit tersebut.
"Ketika sains sudah bisa memahami kekebalan yang dimiliki warga, maka kami akan memperkenalkan sesuatu, seperti sertifikat kekebalan atau bahkan gelang tangan," katanya kepada BBC.
Warga Italia yang baru saja mengalami masa "lockdown" paling lama di dunia mungkin harus menjalani tes darah wajib untuk menciptakan sistem yang sama.
Sementara itu Dr Anthony Fauci dari tim gugus tugas virus corona di Amerika Serikat mengatakan kepada CNN tanggal 10 April lalu bahwa sertifikat ini juga didiskusikan di sana.
Negara di Amerika Selatan, Cile tampaknya akan menjadi negara pertama yang mengeluarkan sertifikat bagi mereka yang sudah sembuh dari COVID-19.
Mereka yang sudah mengalami bebas gejala selama 14 hari akan diberi "sertifikat pembebasan" dalam bentuk code QR di ponsel mereka, sehingga mereka boleh bepergian dan kembali bekerja.
"Mereka yang memiliki sertifikat akan dibebaskan dari segala bentuk karantina dan pembatasan pergerakan, karena mereka bisa membantu komunitas mereka, mereka tidak lagi beresiko menulari," kata Menteri Kesehatan Cile, Jaime Manalich.
Namun setelah mendapat banyak kritikan dari kalangan pakar kesehatan profesional di negeri itu, wakil menteri kesehatan Paula Daza kemudian menarik kembali pernyataan dan mengatakan sertifikat tidaklah menjamin adanya kekebalan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: