Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lockdown Berbuah Manis Bagi Pengembang PUBG Mobile, Himpun Cuan Hingga Rp226 T!

Lockdown Berbuah Manis Bagi Pengembang PUBG Mobile, Himpun Cuan Hingga Rp226 T! Kredit Foto: Instagram/pubg
Warta Ekonomi, Bogor -

Perusahaan di balik suksesnya gim PUBG (Player Unknown's Battleground), Tencent, mencatatkan pendapatan kuartal I yang melampaui perkiraan analis.

Di tengah pandemi, bisnis gim Tencent mengalami pertumbuhan hingga 31%, begitu pula laba bersih yang meningkat 6%. Secara total, pendapatan Tencent dari sektor gim mencapai 15,2 miliar dolar (sekitar Rp226,1 T).

Dominasi Tencent dalam ekonomi digital China membuatnya kebal dari dampak negatif corona terhadap ekonomi. "Sektor gim Tencent menerima cuan terbesar dari kebijakan lockdown pada bulan-bulan pertama 2020, menyumbang 1.3 dari total pendapatan Tencent," tulis KrAsia, dikutip Jumat (15/5/2020) dari Bogor.

Baca Juga: Apple Niat Pindah 20% Kapasitas Produksi dari China ke India, Mitranya Ambil Langkah Besar!

Baca Juga: Amerika: Hacker China Coba Bobol Informasi Penelitian Corona Milik Kami, Waduh??

Selain PUBG Mobile, gim Honor of Kings dan Peacekeeper Elite juga berkontribusi besar terhadap pendapatan Tencent di awal tahun; karena adanya lonjakan penggunaan gim saat karantina berlangsung.

Menanggapi hal itu, Kepala Strategi Tencent, James Mitchell mengatakan, "kami akan terus meningkatkan investasi, khususnya dalam perangkat lunak perusahaan dan layanan cloud karena kami percaya, pengalaman kerja jarak jauh akan mendorong industri luring mempercepat digitalisasi."

Bagaimana dengan unit bisnis Tencent yang lain?

Aplikasi perpesanan Tencent, WeChat, mencatatkan 400 juta pengguna aktif harian pada kuartal I 2020, dengan peningkatan layanan pengiriman bahan makanan yang terintegrasi di dalamnya.

Bisnis periklanan daring perusahaan juga meroket 32%, didorong oleh meningkatnya penggunaan aplikasi dan ponsel selama pandemi berlangsung. Namun, pertumbuhan pendapatan iklan itu tampaknya akan melambat karena warganet China telah mengurangi waktu di dunia maya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: