Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

MBG Butuh Ompreng hingga 82,9 Juta Unit, Industri Domestik Siap Suplai

MBG Butuh Ompreng hingga 82,9 Juta Unit, Industri Domestik Siap Suplai Kredit Foto: Dok. Pemprov DKI Jakarta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan para pelaku industri dalam negeri telah menunjukkan kesiapan untuk berkontribusi dalam pengadaan food tray (wadah makan) dan peralatan pendukung lainnya untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Setia Diarta mengatakan sejumlah industri di luar produsen alat dapur juga turut antusias untuk ikut memproduksi food tray atau ompreng ini guna mendukung berjalannya program MBG.

Baca Juga: Lahat Jadi Daerah Percontohan dalam Realokasi Anggaran, Selaras dengan Inpres Efisiensi Presiden Prabowo

Beberapa perusahaan yang telah menyatakan kesiapannya antara lain PT Almasindo, PT Arwana Gemilang Sejahtera, PT Inomec Jaya, PT Maspion, PT Multimegah Indahjaya, PT Supra Teratai Metal, serta pelaku industri permesinan di Malang. Masing-masing perusahaan mampu memproduksi food tray sebanyak 100 ribu unit per bulan. 

Tak hanya itu, sebanyak 15 produsen lainnya dari luar sektor peralatan dapur juga menyatakan siap untuk ikut serta dalam produksi food tray, tentu para produsen berharap adanya kepastian produksi mereka akan diserap oleh pengelola dapur MBG.

Kebutuhan peralatan makan dan minum untuk program MBG diperkirakan mencapai 82,9 juta unit, terdiri dari sendok, garpu, serta food tray. Khusus food tray, ketentuan yang ditetapkan untuk memenuhi standar meliputi barang berbahan stainless steel 304 dengan ketebalan 0,6 mm. 

Potensi suplai food tray dari dalam negeri hingga akhir tahun 2025 diproyeksikan mencapai 15 juta set, dengan realisasi saat ini sebesar 300 ribu set, sementara itu penggunaan food tray impor masih mendominasi. Hal ini menunjukkan potensi yang besar untuk pemenuhan kebutuhan food tray dengan produk dalam negeri. 

Adapun tantangan yang masih dihadapi produsen food tray di dalam negeri seperti bahan baku yang masih bergantung pada impor, karena bahan baku lokal cenderung terlalu tebal, sehingga lebih mahal serta sulit memenuhi deep drawing quality.

Dengan peningkatan kapasitas produksi dan penambahan lini, beberapa industri telah meningkatkan utilisasi produksi menjadi 350 ribu pcs per bulan, dan total kapasitas nasional dari enam produsen diproyeksikan mencapai 15 juta pcs pada akhir tahun 2025. Saat ini, utilisasi masih berada di angka 50% dari kapasitas yang tersedia yakni 600 ribu pcs per bulan.

“Langkah subtitusi impor ini juga merupakan upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, termasuk di dalamnya meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan mengurangi ketergantungan terhadap impor,” kata Dirjen ILMATE, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Rabu (23/4).

Dari sisi bahan baku, setiap set food tray membutuhkan sekitar 0,7 kg stainless steel, menghasilkan produk jadi seberat 0,5 kg. Dengan target produksi 15 juta pcs, kebutuhan bahan baku mencapai sekitar 7.500 ton. 

Untuk mempercepat proses produksi, opsi impor barang setengah jadi dapat diterapkan. Para produsen lokal cukup melakukan proses akhir yaitu trimming, folding, dan finishing.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: