Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Asing Lari dari Pasar Modal Indonesia, Ini Faktor Utamanya

Investor Asing Lari dari Pasar Modal Indonesia, Ini Faktor Utamanya Karyawan memfoto layar pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/12/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (27/12) ditutup menguat 0,16 persen atau 9,87 poin ke level 6.329,31. | Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir 0,14% atau  6.23 poin ke level 4.507,61 setelah sempat dibuka optimis di awal sesi perdagangan. 

 

Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan bahwa neraca perdagangan yang rilis defisit lebih lebar dari ekspektasi menjadi faktor utama. Neraca perdagangan defisit US$350 juta dari ekspektasi defisit US$200 juta.

 

“Aktifitas ekspor menurun tajam -7.02% dari -0.4% menjadi faktor utama defisitnya neraca perdagangan Indonesia meskipun impor mengalami penurunan signifikan,” ujara Lanjar, di Jakarta, Jumat (15/5/2020).  

 

Baca Juga: Investor Malah Kabur dari Saham Vale, Saat Inalum Mau Ambil Alih

 

Lebih lanjut Ia menuturkan bahwa indeks sektor keuangan yang -2.67% masih menjadi target aksi jual investor asing dimana Investor asing melakukan aksi jual sebesar Rp1,09 Triliun. “Saham BBRI, BBCA dan BMRI menjadi top net sell value,” katanya. 

 

Sementara itu, indeks saham di Asia ditutup bervariasi. Penguatan dipimpin oleh indeks Nikkei (+0.62%) dan TOPIX (-0.50%) diJepang dan pelemahan dipimpin oleh HangSeng (-0.16%) dan CSI300 (-0.32%) di Tiongkok. Data penjualan ritel yang dibawah ekspektasi menekan pergerakan ekuitas di Tiongkok.

 

Baca Juga: Dalam Sepekan, Pasar Modal Kehilangan Dana Segar Lebih dari Rp4 Triliun

 

Adapun, bursa Eropa membuka perdagangan akhir pekan dengan optimis hampir diseluruh indeks ekuitas. Indeks Eurostoxx (+1.15%), FTSE (+1.29%) dan DAX (+1.32%) naik lebih dari sepersen. Persahaan pertambangan dan energy memimpin penguatan setelah gagal rebound pada perdagangan sebelumnya. Investor akan mencermati ketegangan AS-China pada pekan depan setelah Trump menyinggung mengenai perseteruannya dengan Tiongkok soal coronavirus. 

 

“Dari dalam negeri pekan depan akan ada kebijakan bank Indonesia dalam suku bunga dan data pertumbuhan pinjaman,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: