Pihaknya optimis jika potensi produk UMKM dikelola dengan baik, maka bisnis UMKM bisa berkembang. Dari update harian Instagram yang menampilan produk UMKM, jumlah pengunjungnya terus meningkat.
"Dalam tujuh hari terakhir ini laman Instagram yang menampilkan produk UMKM dikunjungi 1.000 orang," jelas Azoo.
Oleh karena itu, untuk semakin mengembangkan bisnis UMKM, pihaknya menggagas aplikasi tunggal Alumni ID pada 31 Maret 2020. Tujuannya, untuk memperkuat jejaring alumini, sehingga pembentukan pasar bersama sebagai tempat memasarkan mempertemukan penjual dan pembeli bisa diwujudkan.
Selain itu, Azoo juga menambahkan, dalam proses pendataan produk alumni, ternyata ada pelaku UMKM alumni Unpad yang berhasil menembus pasar internasional.
"Bahkan kami juga ditawarkan kerja sama untuk memenuhi kebutuhan pasokan kopi, teh, produk pangan, dan fesyen ke Australia dan Maroko. Untuk mewujudkan kerja sama tersebut, UMKM yang kami bina ini juga difasilitasi kantor di Melbourne," ungkapnya.
"Sebenarnya terbuka kesempatan bagi UMKM untuk memasarkan produknya ke Timur Tengah. Kami akan mencoba untuk memfasilitasi pelaku UMKM, khususnya klaster yang kami bina untuk menembus pasar internasional," tambahnya.
Menurutnya, aplikasi tunggal ini diharapkan menjadi wadah kolaborasi besar, di mana alumni bisa mengembangkan jejaring, info karier, marketplace, alumni TV, barcode Alumni ID, dan Info Kampus. Platform digital juga diharapkan dapat mendorong pasar bersama semakin besar dan berkembang dengan berbasis kekuatan alumni yang tersebar tidak hanya di dalam negeri, namun juga di luar negeri.
"Kita tidak hanya mengumpulkan produk, namun juga memberikan pelatihan dan pembinaan, misalnya bagaimana packaging-nya, promosi, marketing-nya, serta perlindungan legal hukumnya, sehingga produk UMKM yang tampil benar-benar produk yang berkualitas," jelas Azoo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Rosmayanti