Dampak Corona Makin Parah, Bisa Tekan Pertumbuhan Ekonomi dan Tambah 1,6 Juta Orang Miskin
Dampak corona semakin parah. Menurut laporan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), ada 4 juta orang terancam kesulitan menghadapi krisis. Untuk itu, bansos pun bakal berlanjut sampai Desember.
Selama pandemi berlangsung, banyak perusahaan terpaksa tutup. Dunia perbankan juga ikutan oleng lantaran banyak kredit macet. Usaha rakyat seperti UMKM yang biasa kuat menghadapi krisis, ternyata banyak yang ambruk. Akibatnya, banyak orang yang kehilangan pekerjaan. Kondisi ini menjadi potensi munculnya orang miskin baru.
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kemenkeu menyatakan, "jumlah pengangguran dan orang miskin akan terus bertambah seiring terganggunya aktivitas ekonomi nasional."
Baca Juga: Corona Pengaruhi Permintaan Batubara, Gimana Performa Bisnis Bumi Resources?
Baca Juga: Bantu Indonesia Perangi COVID-19, Bank Dunia Kucurkan Pendanaan Senilai . . . .
Direktur DJPK Kemenkeu, Putut Hari Satyaka mengatakan, jumlah orang miskin bakal bertambah. Angkanya, tergantung dari seberapa besar dampak ekonomi yang melanda Indonesia. Pemerintah, kata dia, menyiapkan dua skenario. Dalam kondisi optimis, pertumbuhan ekonomi 2020 bisa tumbuh 2,3 persen.
Dalam kondisi buruk, pertumbuhan diperkirakan minus 0,4 persen. Nah, dari skenario itu bisa terlihat dampak sosial penurunan per tumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan. Untuk skenario berat, jumlah orang miskin bertambah sekitar 1,6 juta orang.
"Skenario lebih berat lagi jumlah orang miskin naik sekitar 3,7 juta orang,” kata Putut dalam konferensi video, kemarin.
Menurut Putut, peningkatan jumlah orang miskin paling banyak di Jawa. Lalu menyusul Sumatera, Kalimantan dan merata di daerah lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: