Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seperti Apa Rasisme yang Berkembang di AS? Begini Kesaksian Para Warga Kulit Hitam

Seperti Apa Rasisme yang Berkembang di AS? Begini Kesaksian Para Warga Kulit Hitam Kredit Foto: Unsplash/Banjo Emerson Mathew
Warta Ekonomi, Washington -

Ketika unjuk rasa mengguncang AS setelah kematian pria kulit hitam George Floyd dalam tahanan polisi, wartawan Kenya Larry Madowo menulis tentang rasisme yang ia alami di negara itu. Katanya, "Amerika mungkin menjadi tanah harapan bagi banyak orang, tetapi sebagai seorang kulit hitam, saya tidak akan dipandang setara."

Pada pekan pertama saya di Kota New York musim panas lalu, saya diundang untuk makan malam di tempat tinggal seorang teman di Upper West Side, area orang kaya tinggal.

Saya membawa buah untuknya dan tiba di gedungnya membawa tas plastik.

Petugas resepsionis mengarahkan saya ke halaman terbuka di belakang gedung, melewati kantong sampah penghuni, dan naik lewat lift yang sangat kotor.

Ketika saya tiba di atas, tuan rumah membuka pintu dengan ekspresi wajah sangat terkejut dan malu.

"Petugas yang rasis mengira kamu pengantar barang dan meminta Anda menggunakan lift yang bukan untuk penghuni atau tamu," jelasnya ketika dia meminta maaf.

Saya telah bekerja di hierarki rasial yang rumit di Afrika Selatan dan Inggris serta telah melakukan perjalanan ke seluruh dunia, tetapi rasanya masih menyengat bahwa seorang kepala pelayan di AS tidak berpikir orang kulit putih yang cakap seperti teman saya dan suaminya bisa mengundang tamu orang kulit hitam.

Agresi mikro itu memperingatkan saya bahwa AS mungkin menjadi tanah harapan bagi banyak orang, tetapi sebagai seorang kulit hitam, saya tidak akan dipandang setara.

Tidak masalah bahwa saya berasal dari negara Afrika mayoritas kulit hitam, orang-orang yang terlihat seperti saya di sini harus bernegosiasi untuk kebaikan mereka di tengah sistem yang terus-menerus mengasingkan, menghapus, dan menghukum mereka.

Di Kenya, saya mungkin menghilang di antara kerumunan, tetapi di Amerika saya selalu memiliki semacam penanda di punggung saya.

Sehari usai bankir investasi Amy Cooper menelepon polisi karena seorang pria kulit hitam berpendidikan Harvard memintanya untuk mengikuti aturan taman dan mengikat anjingnya, seorang polisi kulit putih menekan leher George Floyd ke tanah dengan lututnya hingga ia tewas.

Saya patah hati.

Chart showing shootings by race and population percentage by race

Ketika unjuk rasa menyebar ke seluruh negeri untuk menuntut keadilan bagi Floyd dan orang kulit hitam lain yang tak terhitung jumlahnya yang telah dibunuh oleh polisi, saya menahan napas.

Bagaimana saya bisa berduka untuk seseorang yang tidak saya kenal? Bagaimana saya bisa merasakan sakit yang tidak pernah saya jalani, sebagai orang Afrika yang "baru turun dari kapal" di Amerika? Saya bertanya-tanya apakah saya mengapropriasi perjuangan warga keturunan Afrika pada saat yang tepat.

Kemudian saya melihat rekaman video di sebuah protes di Long Beach, California tentang kesetiaan yang jelas

"Cara terbaik agar orang Afrika di Amerika dapat mendukung orang Afrika-Amerika adalah dengan berdiri bersama kita, dan untuk memahami bahwa kita semua sama," kata seorang pengunjuk rasa.

Saya bertanya kepada Tom Gitaa --penerbit surat kabar Mshale, yang melayani imigran Afrika di Midwest AS-- apa yang ia dapatkan dari unjuk rasa, kerusuhan dan penjarahan yang dimulai di kotanya, Minneapolis.

"Banyak dari kita tidak tumbuh dengan sejumlah masalah hak-hak sipil ini di Afrika sehingga terkadang kita tidak memiliki pemahaman tentang masalah ini.

"Tetapi dengan masalah-masalah seperti kebrutalan polisi dan diskriminasi di tempat kerja, kami mengalami banyak hal yang sama yang dialami orang keturunan Afrika selama bertahun-tahun," kata Gitaa, yang pindah ke AS dari Afrika Timur sekitar 30 tahun lalu dan putrinya yang berusia 24 tahun lahir di Amerika.

Gitaa telah menjadi salah seorang yang membuat suara mereka terdengar di jalanan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: