Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Astaga, Banyak Laporan Soal Muslim Uighur Diadili Pakai Dakwaan Abal-Abal

Astaga, Banyak Laporan Soal Muslim Uighur Diadili Pakai Dakwaan Abal-Abal Kredit Foto: Reuters

Pelatihan dan bimbingan di balik terali besi

Seorang tahanan mengatakan, dia sedang dirawat di rumah sakit tahanan karena menderita TBC, ketika dia diberi daftar pelanggaran hukum dan disuruh memilih salah satu.

Dia sendiri tidak terlalu bisa berbicara dan membaca bahasa Mandarin, jadi harus ada narapidana lain yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Uighur.

Tahanan lain mengatakan mereka mendapat daftar itu dari"guru pembimbing” melalui jeruji besi di ruang kelas kamp reedukasi. Di sana, para guru dan "peserta bimbingan" memang dipisahkan oleh terali besi, dan kelas-kelas dijaga petugas bersenjata yang juga memakai senjata bius.

"Mereka mengancam: jika kamu tidak memilih apa-apa, itu berarti kamu tidak mengakui kejahatanmu. Jika kamu tidak mengaku, kamu akan tinggal di sini selamanya. Itu sebabnya kami memilih satu kejahatan," kata seorang perempuan yang ditahan Maret 2018 kepada DW.

Tahanan lain mengatakan, ada juga yang lega setelah mendapat daftar itu: "Setidaknya kami jadi tahu periode waktu yang akan kami habiskan di kamp. Sebelumnya, tidak ada yang memberi tahu kami berapa lama kami akan ditahan." Para tahanan memang diberitahu bahwa mereka bisa bebas lebih cepat, jika mereka "bekerja sama".

Tindakan berani

Para tahanan menceritakan, pernah ada seorang pria yang menolak menandatangani surat pengakuan pelanggaran hukum, dan bersikeras dia tidak bersalah. Selama tiga hari, para pejabat –bahkan beberapa petinggi- memarahinya tanpa henti, dan terus memaksanya menandatangani pengakuan. Tapi dia tetap menolak.

Setelah berbulan-bulan ditahan, tiba-tiba dia dibebaskan dari tahanan dan dikenakan tahanan rumah. Dia adalah satu-satunya orang yang berani menentang dan dibebaskan, sementara semua tahanan lainnya tetap berada di kamp.

Ini adalah satu-satunya kasus yang diketahui DW, di mana seorang tahanan berani melawan tekanan itu. Kemudian diketahui, pria itu memang punya izin tinggal sah Kazakhstan, dan mungkin karena itu dia akhirnya terhindar dari persidangan abal-abal.

Semua tahanan yang berbicara kepada DW mengatakan, bahwa daftar yang disodorkan kepada mereka untuk dipilih dan ditandatangani memuat lebih dari 70 bentuk tindakan pelanggaran hukum.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: