Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jutaan Nyawa di Eropa Terselamatkan oleh Kebijakan Lockdown

Jutaan Nyawa di Eropa Terselamatkan oleh Kebijakan Lockdown Kredit Foto: Reuters/Manuel Silvestri

Hanya permulaan?

Metode permodelan yang digunakan tim peneliti juga memprediksi pandemi Covid-19 akan hampir selesai pada waktu sekarang jika kebijakan 'lockdown' tidak diterapkan, mengingat begitu banyak manusia yang terjangkit virus.

Diperkirakan, lebih dari tujuh di antara 10 orang di Inggris bakal mengidap Covid-19, yang kemudian menciptakan 'kekebalan kelompok' alias herd immunity dan virus tidak lagi menyebar.

Para peneliti juga memperkirakan hingga 15 juta orang di seantero Eropa akan tertular pada awal Mei.

Setidaknya, menurut para peneliti, 40% dari populasi di negara-negara yang mereka amati telah terinfeksi.

"Klaim-klaim bahwa semua ini telah rampung dapat ditolak dengan tegas. Kita masih pada permulaan pandemi," kata Dr Flaxman.

Itu artinya, ketika 'lockdown' mulai dicabut, ada risiko virus corona bisa mulai menyebar lagi.

"Ada risiko yang sangat nyata bahwa jika pergerakan kembali berlangsung, akan ada gelombang kedua yang datang dalam waktu dekat, dalam sebulan atau dua bulan ke depan," papar Dr Samir Bhatt.

Secara terpisah, kajian lain yang dilakukan University of California, Berkeley, menganalisa dampak karantina wilayah di China, Korea Selatan, Iran, Prancis, dan Amerika Serikat.

Laporan mereka, yang juga diterbitkan jurnal Nature, menyebutkan karantina wilayah mencegah 530 juta penularan di negara-negara tersebut.

Sesaat sebelum karantina wilayah diberlakukan, mereka mengatakan kasus-kasus berlipat ganda setiap dua hari.

Dr Solomon Hsiang, salah satu peneliti, mengatakan virus corona adalah "tragedi manusia yang nyata" namun aksi global dalam mencegah penyebaran virus telah "menyelamatkan lebih banyak nyawa, dalam periode waktu yang singkat, ketimbang masa-masa sebelumnya."

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: