Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lalui MT 1 di Tengah Pandemi, Mentan Apresiasi Petani

Lalui MT 1 di Tengah Pandemi, Mentan Apresiasi Petani Mentan Syahrul Yasin Limpo | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi kerja keras para petani di seluruh Indonesia. Kata dia, apresiasi ini perlu diberikan karena mereka sukses melakukan cocok tanam Musim Tanam (MT) 1 dengan peningkatan produksi yang luar biasa.

"Di saat pandemi Covid-19 melemahkan semua sendi-sendi perekonomian, sektor pertanian menjadi penyelamat dengan hasil panen yang luar biasa dan mampu memberi makan yang cukup bagi masyarakat Indonesia," ujar Mentan dalam rapat koordinasi akselerasi pelaksanaan pembangunan pertanian tahun 2020, Rabu (10/6/2020).

Baca Juga: Bantah Stok Beras Menipis, Kementan: Stok Aman sampai Akhir Tahun

Mentan mengatakan, berdasarkan data yang ada, stok beras akhir bulan Juni mencapai 7,49 juta ton. Angka tersebut sudah termasuk hitungan stok akhir Desember 2019 yang mencapai 6,1 juta ton.

Sebagai informasi, pada MT 1 luas tanam OKMAR mencapai 6,07 juta ha dengan luas panen dari Januari-Juni sekitar 5,83 juta ha. Dari luasan tersebut, para petani mampu memproduksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 29,02 juta ton dan menghasilkan beras murni sebanyak 16,65 juta ton atau senilai Rp168 triliun.

"Apapun yang terjadi besok, yang tidak boleh bersoal adalah pangan masyarakat. Musim tanam 1 kita berhasil di situ dan hanya Kementan yang produktivitas ekspornya naik di atas 12,6 persen," katanya.

Syahrul mengingatkan bahwa musim tanam berikutnya akan mengalami banyak tantangan dan rintangan yang lebih berat. Karena itu, dia meminta semua elemen bangsa mempersiapkan MT 2 dengan penuh semangat.

Sebagai informasi, badan pangan dunia FAO memperingatkan akan adanya kekeringan yang sangat tinggi yang dibarengi dengan serangan hama siklus lima tahunan. Bahkan, tahun ini diprediksi akan terjadi krisis pangan dunia.

"Kalau kita semua turun tangan, akan ada kebersamaan yang kuat dengan perencanaan yang apik. Koordinasi kelembagaan harus kuat. Kerja sama dengan Kemendes, Kemenko, kementerian dan lembaga lain, BUMN, pemda, swasta, dan perguruan tinggi harus saling bersinergi," katanya.

Untuk informasi, rapat koordinasi ini diikuti oleh Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Jambi, Provinsi  Bengkulu, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi D.I. Yogyakarta, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Maluku, Provinsi Maluku Utara, dan Provinsi Papua Barat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: