Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ilmuwan: Butuh Paparan Sinar... selama 30 Menit Bunuh Virus Corona

Ilmuwan: Butuh Paparan Sinar... selama 30 Menit Bunuh Virus Corona Kredit Foto: Reuters/Hannah A Bullock and Azaibi Tamin

Daerah ini meliputi Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Chili, Argentina dan Zimbabwe. Yang mana banyak dari pemerintah tersebut memberlakukan tindakan lockdown yang kurang ketat, dan tingkat infeksi relatif rendah. Namun, tidak semua lokasi selatan sama. Misalnya Brasil telah mengalami tingkat infeksi yang tinggi sejak Maret.

"Tetapi epidemi berkembang secara efisien di daerah-daerah di mana paparan inaktivasi virus UVB/A lebih lama dari sekitar 20 menit," kata penelitian itu.

Selain itu, ada tanda-tanda yang muncul bahwa tingkat infeksi di wilayah selatan telah meningkat karena tingkat paparan UV menurun yang disebabkan oleh perubahan musim. "Situasinya hampir terbalik," kata Niscastro.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Global Terus Melonjak, Indonesia di Urutan Berapa?

Profesor Li Ying, seorang astronom di Purple Mountain Observatory di kota Nanjing, China Timur, mengatakan para ilmuwan menghadapi banyak tantangan dalam membangun hubungan yang kuat antara radiasi matahari dan penyebaran Covid-19.

Banyak elemen cuaca, seperti tetesan air di awan yang menyerap atau membelokkan sinar matahari, dapat memengaruhi pemodelan. Ini berarti bahwa tingkat radiasi UV bisa tetap rendah bahkan jika matahari tepat berada di atas suatu wilayah.

"Penyebaran virus dipengaruhi oleh begitu banyak kekuatan.  Aku khawatir sinyal UV, jika itu benar-benar ada, akan tenggelam dalam kebisingan," kata dia.

Beberapa peneliti telah menyarankan bahwa perubahan aktivitas matahari dalam beberapa bulan terakhir telah mengurangi jumlah radiasi yang masuk ke Bumi, yang mungkin telah berkontribusi pada munculnya dan penyebaran virus. Tetapi Li mengatakan tidak ada bukti yang mendukung spekulasi semacam itu dan ada tanda-tanda lingkaran matahari baru akan segera dimulai, jika belum.

"Kami berharap aktivitas matahari akan mencapai titik tertinggi dalam dua atau tiga tahun," katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: