Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 17-18 Juni 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,25%, suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 3,50%, dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 5,00%.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menilai bahwa penurunan suku bunga tersebut dimaksudkan untuk menjaga stabilitas perekonomian, termasuk juga menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca Juga: Hingga 17 Juni, Nilai Tukar Rupiah Terapresiasi 3,75 Persen
"Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga stabilitas perekonomian dan mendorong pemulihan ekonomi di era Covid-19," ujar Perry Warjiyo, Kamis (18/6/2020) kemarin.
Benar saja, berkat 'tangan dingin' BI tersebut, rupiah kembali pulih setelah beberapa waktu mengalami tekanan dari mata uang global. Pada perdagangan spot Jumat (19/06/2020) pagi, rupiah berjaya di hadapan dolar AS dan banyak mata uang lainnya.
Baca Juga: Dikeroyok Dolar AS dan Mata Uang Dunia, Rupiah Paling Berdarah-Darah Se-Asia!
Dilansir dari RTI, sampai dengan pukul 10.00 WIB, rupiah menguat 0,60% ke level Rp14.49 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah sudah menginjak level terbaiknya di angka Rp14.043 per dolar AS. Tiga mata uang global lainnya juga ikut tunduk pada rupiah, yakni dolar Australia (0,54%), euro (0,54%), dan poundsterling (0,50%).
Dengan kekuatan penuh, rupiah mampu menyapu bersih mata uang Asia, terutama ringgit (0,76%), won (0,60%), dolar Hong Kong (0,60%), dan yuan (0,60%). Sederet mata uang Benua Kuning lainnya juga ikut tunduk, yakni dolar Singapura (0,55%), baht (0,55%), yen (0,54%), dan dolar Taiwan (0,48%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih