Horor, Bentrok Maut sama India, China Pakai Batang Besi Penuh Paku!
Kenapa tanpa senjata api?
Sejumlah truk militer Indian bergerak ke wilayah Ladakh Rabu kemarin pascabentrokan dengan tentara China di daerah tersebut.
Sejak 1950-an, China menolak mengakui perbatasan kedua negara yang ditentukan pada masa penjajahan Inggris di India. Pada 1962, perseteruan ini memicu perang singkat yang membuat India harus menanggung kekalahan memalukan.
Penggunaan senjata api di Lembah Galwan terakhir terjadi pada 1975, ketika empat serdadu India dibunuh di kawasan perbatasan yang terpencil di Negara Bagian Arunachal Pradesh.
Peristiwa itu diceritakan dalam versi beragam oleh sejumlah mantan diplomat. Ada yang menyebutnya sebagai serangan tiba-tiba, ada pula yang mengatakan itu adalah kecelakaan.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Buatan China Sukses Uji Klinis, Diklaim Manjur!
Namun, sejak itu, tidak ada peluru yang ditembakkan.
Pada 1996, kedua kubu membuat perjanjian bilateral yang menyebutkan "tiada pihak yang boleh melepaskan tembakan, menggelar operasi peledakan, atau berburu menggunakan senjata atau peledak dalam radius dua kilometer di Garis Kendali Aktual (LAC)."
Karena senjata api tidak boleh digunakan, cara lain pun dilakukan ketika kedua kubu bertikai.
Pada Mei lalu, sejumlah serdadu India dan China baku hantam di Danau Pangong, yang juga terletak di Ladakh, dan di Negara Bagian Sikkim.
India mengatakan China telah menduduki 38.000 kilometer persegi wilayah ini dan menuduh China memicu ketegangan dengan mengirimkan ribuan pasukan ke wilayah Lembah Galwan di Ladaksh.
China juga melaporkan bahwa India juga membangun jalan dan infrastruktur di wilayah itu.
"Kawasan Galwan sekarang telah menjadi titik api, karena ini di mana LAC berdekatan dengan jalan baru yang dibangun India di sepanjang area paling terpencil dan rentan di LAC di Ladakh," kata Ajai Shukla, ahli militer India dengan pangkat kolonel kepada BBC, pada Mei lalu.
Reaksi
Gambar senjata besi yang telah dimodifikasi telah menyebar luas melalui media sosial Twitter di India, yang memicu kemarahan banyak pengguna media sosial.
Baik pemerintah China maupun India tidak berkomentar mengenai hal ini.
Shukla, orang yang pertama kali mengunggah gambar ini di twitter, menggambarkan pengguna senjata ini sebagai "kaum barbar."
Sebagian publik di kedua negara masing-masing melakukan aksi protes menyusul bentrokan di wilayah sengketa Himalaya, sementara para pejabat telah berbicara dengan sangat hati-hati, dan bergerak ke arah penyelesaian secara diplomasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: