Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kunjungi Semarang, Mentan Dorong Sayuran Organik dari Petani Milenial

Kunjungi Semarang, Mentan Dorong Sayuran Organik dari Petani Milenial Kementan | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bersama anggota Komisi IV DPR RI, Luluk Hamidah, mengunjungi sekaligus panen sayur organik di kawasan Sayur Organik Merbabu (SOM) Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Sabtu (27/6/2020). Kunjungan ini bertujuan untuk mendorong budi daya sayur organik yang maju, mandiri, dan modern oleh petani milenial sehingga produksinya dapat memenuhi permintaan di masa new normal yang kian melejit.

Hadir anggota DPD RI-Denty Eka Widi Pratiwi, Bupati Semarang-Mundjirin ES, Danrem 073/Makutarama Kolonel Arm Moch Erwansjah, Kajati Jawa Tengah, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah-Suryo Banendro, Kapolres Semarang AKBP-Gatot Hendro Hartono, Dandim 0733/BS Semarang-Kolonel Inf Yudhi Diliyanto, dan jajaran Eselon I Kementan.

Baca Juga: Didukung 2 Kementerian, Kementan Kembangkan Food Estate di Kalteng

Mentan Syahrul mengatakan, sektor pertanian di era new normal atau pasca Covid-19 harus diperkuat sehingga benar-benar menjadi penyokong utama perekonomian nasional. Oleh karena itu, Syahrul berharap agar semua pihak semangat menyediakan pangan secara maju, mandiri, dan modern bahkan bisa ekspor dalam menghadapi tantangan dampak Covid-19. Menurutnya, sektor pertanian menjadi satu-satunya solusi karena tidak mengenal krisis sepanjang diolah dengan optimal.

"Kita harus jamin tidak boleh ada rakyat teriak kelaparan. Pertanian harus akseleratif bertumbuh lebih baik dari apa yang ada. Apa yang dilakukan petani milenial yaitu Sofyan bersama teman-teman di SOM ini sudah menjawab tantangan," bebernya.

"Ini cuma 10 hektare kurang lebih hasilnya Rp300 juta per bulan, dikerjakan 25 orang, sehingga penghasilanya kurang lebih Rp10 juta per orang per bulan. Maaf, gajinya Pak Bupati kalah," lanjut Syahrul.

Syahrul bertekad untuk mengembangkan model budi daya SOM ini ke daerah lain. Kementan memberikan dukungan nyata berupa bantuan benih, pupuk, alat mesin pertanian, asuransi, dan dana KUR. "Kita minta pemerintah daerah dan petani muda juga mengoptimalkan dana KUR. Kami terus bantu fasilitasi agar pertanian makin kuat," tagasnya.

Bupati Semarang, Mundjirin ES, mengapresiasi kunjungan kerja Mentan Syahrul untuk memajukan pengembangan komoditas hortikultura khususnya sayuran yang permintaanya saat ini naik 300 persen. Budi daya sayuran di SOM Kepang sudah dikunjungi oleh investor dari Singapura dan membuktikan sayuran petani Kepang benar-benar organik.

"Harga sayuran yang dihasilkan di sini cukul tinggi hingga Rp100 ribu per kilogram, dipasarkan secara lokal, masuk supermarket, dan sekarang merambah pasar online," sebutnya.

"Selain itu, ada beberapa yang pernah diekspor seperti buncis. Di samping itu, juga ada beberapa buah-buahan seperti alpukat dan durian telah sertifikat. Petani kami juga membudidayakan bunga seperti krisan dan ada juga tanaman lain seperti empon-empon dan jahe," terangnya.

Perlu diketahui, luas lahan pertanian Kabupaten Semarang 25 ribu hektare atau hanya 3% kurang dari luas lahan Provinsi Jawa Tengah. Pengembangan produk sayuran di SOM Kepang dilakukan 10 kelompok tani dengan luas 50 hektare.

Sofyan Adi Cahyono, petani milenial SOM Kepang sekaligus Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda, mengatakan bahwa di masa pandemi hingga new normal justru menyebabkan permintaan sayur organik naik pesat. Tren konsumen masa kini sudah beralih dari produk segar ke produk pangan organik yang aman sehingga pemasaran dominan dilakukan secara online.

"Jenis usaha yang kami rintis adalah budi daya sayuran organik dengan aspek egalitas berupa tanda daftar kelompok tani yang beranggotakan 30 anggota petani muda, bersertifikat organik Indonesia dari INOFICE. Omset Rp300 juta per bulan. Kami garap lahan seluas 10 hektare ditanami lebih dari 50 jenis sayuran," ujarnya.

Sofyan menegaskan, masa pandemi dan new normal ini merupakan momentum yang sangat menguntungkan mengembangkan budi daya sayuran. Permintaan tidak hanya dalam Jawa Tengah, tapi juga merambah Sumatera.

"Memang benar bahwa wabah Covid-19 membuat penjualan justru makin meningkat. Jika biasanya per bulan hanya mampu menjual 4-5 ton sayur organik, saat ini penjualannya meningkat hingga 300% menjadi 14 sampai 15 ton sayur per bulan," jelasnya.

Usai mengunjungi lahan budi daya sayur organik, Mentan Syahrul bersama rombongan juga berkunjung ke Hortimart Agro Center di Bawen, Kabupaten Semarang. Hortimart merupakan usaha pengembangan produk hortikultura berbasis wisata dari hulu hingga hilir. Hortimart juga memproduksi bibit komoditas hortikultura berkualitas dan juga terdapat Agro Resto untuk pengujung yang ingin menikmati menu-menu makanan dari Hortimart.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: