Kredit Foto: Reuters/China Daily
Virus itu telah menular dari hewan ke manusia, tetapi belum ada bukti penularan dari manusia ke manusia.
“Menjadi perhatian infeksi manusia virus G4 karena adanya adaptasi manusia dan memunculkan risiko pandemi pada manusia,” demikian ungkap para peneliti.
China memang dikenal sebagai produsen daging babi terbesar di dunia. Setiap tahun, 310 juta babi diternak di China. Para peneliti juga menyarankan agar perlunya pengawasan ketat bagi orang yang bekerja di peternakan babi dan rumah potong babi.
“Pengawasan sistematis terhadap virus flu pada babi menjadi peringatan penting dan kesiapan dalam menghadapi potensi pandemi mendatang,” kata para peneliti asal China tersebut.
Pandemi flu terakhir yang dihadapi khalayak dunia—wabah flu babi yang bermula di Meksiko pada 2009—kurang mematikan dari dugaan awal. Salah satu penyebab utamanya, banyak orang tua memiliki kekebalan terhadapnya, mungkin karena virus tersebut mirip dengan virus flu yang beredar bertahun-tahun sebelumnya. Virus tersebut, yang disebut A/H1N1pdm09, kini dapat dilawan dengan vaksin flu tahunan untuk memastikan masyarakat terlindungi.
Sebelumnya, pandemi virus H1N1 berakhir pada akhir 2008 dan telah menginfeksi 60,8 juta orang di Amerika Serikat (AS) pada 2010. Itu disebut juga sebagai flu babi yang berawal dari babi dan menular manusia.
Total secara global kematian akibat H1NI mencapai 151.700 hingga 575.400 orang. Virus H1N1 berbeda dengan wabah flu di mana 85% kematian terjadi pada orang yang lebih muda di bawah usia 65 tahun. Padahal, virus flu umumnya menyebabkan kematian 70-90% pada usia di atas 65 tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto