Wakil Ketua Komisi VII DPR, Alex Noerdin, menengahi perdebatan tersebut. Kemudian dia menskors rapat untuk istirahat sekaligus salat Ashar. Singkat cerita, semua peserta rapat kembali lagi ke ruangan. Alex kembali membuka rapat dan melanjutkan pembahasan rapat dengan tema realisasi CSR selama Covid-19.
Padahal sebelum diskors, Orias sedang merincikan persoalan produksi dan dampak pandemi terhadap pene rimaan negara. Saat pemaparan reali sasi CSR PT Bukit Asam dan PT Timah, Alex menyela, dan mengatakan, pemberian CSR mestinya melibatkan anggota dewan. "Ingat enggak, siapa yang bantu proyek di Sumatera Selatan tersebut?" tanya legislator Golkar itu.
"Kalau tidak salah namanya Pak Alex Noerdin," jawab Dirut PT Bukit Asam Arviyan Arifin. "Nah, saya mati-matian waktu itu bantu. Masa penyerahan CSR enggak melibatkan kami. Paling tidak kami dikasih ruang untuk ikut serta menyerahkan bantuan tersebut ke masyarakat," pinta Alex.
Baca Juga: Mbah Amien Ngoceh-ngoceh, Partai Koalisi Ramai-ramai Carmuk
Wakil Ketua Komisi VII DPR Fraksi Gerindra, Ramson Siagian, juga ikutan saat membahas CSR. Dia usul, mestinya anggota DPR ikut serta saat menyerahkan CSR. "Ke depannya, untuk pembagian CSR yang di luar apa yang sudah dilakukan ini bisa berkoordinasi dengan Sekretariat Komisi VII untuk bisa CSR ini disalurkan ke dapil-dapil anggota komisi VII," cetus Ramson.
Mendengar kejadian ini, warganet tepuk jidat. "Anggota DPR yang memalukan," cuit @buin83. "CSR, apakah ujung-ujungnya menjadi setoran ke kantong gue?" tanya @David Pardosi7. Bahkan kata @suciharto, cara yang dipake anggota Komisi VII terbilang anyar.
"Jurus baru: mau minta agar diberi, marah duluan. Goblok belakangan," kelakarnya. "Nggak baru juga sih. Itu jurus lama yang dipake di banyak tempat sama bajingan-bajingan pemeras duit rakyat. Termasuk di dalamnya orang yang pegang proyek besar dan kecil kalo lagi malakin kontraktor," timpal @nenangs.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti