Ada Preman yang Jauh Lebih Sadis dari John Kei, Korbannya 60 Jiwa
Nama John Refra Kei alias John Kei beberapa waktu lalu kembali menjadi perbincangan hangat, setelah aksi penyerbuan ke kediaman salah satu kerabatnya, Nus Kei. Salah satu pemicu penyerangan, yakni adanya video provokasi yang diduga diunggah Nus Kei di media sosial.
Sejak 2004, John Kei memiliki rekam jejak permusuhan dengan kelompok lain, yang tak jarang menimbulkan korban luka maupun jiwa. Termasuk Basri Sangaji, Thalib Makarim dan kelompok narapidana terorisme di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Namun, apa yang dilakukan oleh John Kei tidak sebanding dengan rekam jejak kejahatan Vikas Dubey, pria yang saat ini jadi preman paling ditakuti di India. Kiprah Vikas di dunia hitam bahkan membuatnya dijuluki sebagai salah satu gangster.
Baca Juga: Terungkap Perintah Sadis John Kei ke Anah Buah: 'Libas' Semua...
Dilansir dari Gaadiwaadi, Selasa (7/7/2020), beberapa hari lalu kepolisian India hendak melakukan penangkapan terhadap Vikas. Petugas sudah mengepung rumahnya yang ada di Utar Pradesh, namun aksi tersebut berantakan.
Vikas ternyata sudah mencium kedatangan polisi, ia kemudian menyiapkan pasukan untuk menahan serangan dan menyiapkan rute untuk melarikan diri. Dalam peristiwa penangkapan tersebut, delapan petugas tewas akibat terlibat kontak senjata dengan anak buah Vikas.
Aksi penangkapan itu digelar karena Vikas dituding bertanggung jawab atas pembunuhan yang selama ini ia lakukan demi membangun kekuasaan. Total ada 60 orang yang jadi korban Vikas, angka itu belum termasuk mereka yang masuk dalam daftar dibunuh namun gagal.
Sehari-hari, Vikas mengandalkan dua mobil untuk menjalankan operasinya. Satu adalah Toyota Fortuner, dan satu lagi mobil buatan India, yakni Mahindra Scorpio. Kedua mobil yang masuk dalam segmen sport utility vehicle tersebut ditinggal ketika polisi menyerbu kediamannya.
Saat ini, baik rumah maupun dua mobil andalan Vikes sudah dihancurkan oleh kepolisian India. Kediaman Vikes yang tidak terlalu mewah, diratakan dengan tanah agar tidak bisa lagi digunakan sebagai tempat bersembunyi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti