Pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) untuk komoditas gabah dan beras diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan di semester II tahun 2020. Perkiraan itu muncul karena adanya proyeksi musim tanam dan panen di semester itu. Hal ini disampaikan oleh Diah Yulinda Wulandari, Kepala KBI e-ducentre, dalam keterangan tertulisnya kepada media, Kamis (9/7/2020).
KBI e-ducentre sendiri merupakan lembaga yang diinisiasi oleh PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero). Dalam kegiatan operasionalnya, lembaga ini menerbitkan hasil riset yang dilakukan terkait Perdagangan Berjangka Komoditi, Pasar Fisik Komoditas, maupun Sistem Resi Gudang.
Baca Juga: Gandeng Perinus, KBI Manfaatkan SRG Demi Naikkan Ekonomi Nelayan
Diah Yulinda Wulandari juga mengatakan, "Selain faktor bahwa masyarakat mulai bergerak di new normal, kami juga melihat bahwa sosialisasi yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat terkait pemanfaatan SRG ini akan cukup memengaruhi pertumbuhan SRG khususnya gabah dan beras. Masyarakat khususnya petani dan pemilik komoditas mulai memahami manfaat SRG."
Terkait pemanfaatan SRG babah, data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang menyebutkan, di tahun 2019 pemanfaatan SRG untuk komoditas gabah mencapai 289 RG dengan volume 5.208.427 kg. Adapun nilai pembiayaannya mencapai Rp19.182.262.966. Sementara, tahun 2020 (Januari–Mei), jumlah resi gudang gabah yang diterbitkan mencapai 53 SRG dengan volume 1.371.773 kg dengan nilai pembiayaan sebesar Rp6.009.500.000.
Untuk komoditas beras, di tahun 2019 tercatat penerbitan SRG sebanyak 67 dengan volume 5.208.427 kg dan nilai pembiayaan sebesar Rp19.182.262.966. Untuk tahun 2020 (Januari–Mei), jumlah resi gudang beras yang terbit sebanyak 11 RG dengan volume 840.500 kg dengan nilai pembiaayaan sebesar Rp5.552.801.500.
Proyeksi yang dilakukan oleh KBI e-ducentre tidak terlepas dari mulai bergeraknya ekonomi Indonesia di fase new normal setelah wabah Covid-19. Sebelumnya, Riset Morgan Stanley menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh mulai Quarter 2 tahun 2020 dan akan terus berlanjut sampai akhir tahun 2020.
Dari sisi produksi gabah dan beras, pemerintah untuk tahun 2020 juga telah menargetkan luas tanam padi seluas 11,66 juta hektare yang berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga mencanangkan Gerakan Percepatan Tanam pada April-September 2020.
Diah Yulinda Wulandari menambahkan, melihat tren serta berbagai faktor yang ada, KBI memproyeksikan bahwa sampai akhir tahun 2020, pemanfaatan SRG baik untuk gabah maupun beras akan mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan tahun 2019.
"Melihat proyeksi situasi yang ada di semester II tahun 2020, kami juga merekomendasikan kepada para petani untuk memanfaatkan SRG ini. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga gabah dan beras yang cenderung turun saat panen," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum