Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

LFH, Mahasiswa Ini Pasarkan Sapi Kurban Secara Daring

LFH, Mahasiswa Ini Pasarkan Sapi Kurban Secara Daring Maretha Febylla, akrab dipanggil Feby, merupakan salah seorang mahasiswa tingkat satu Polbangtan Bogor yang memanfaatkan kegiatan pendampingannya dalam rangka Learning From Home (LFH) dengan memasarkan sapi kurban secara daring. Memanfaatkan Facebook, Instagram, dan WA bersama-sama pengurus kelompoktani Sejahtera Desa Buniwangi Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi, ia mencoba untuk memasarkan sapi kurban. | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

"Petani milenial adalah modal untuk membangun pertanian di masa yang akan datang," demikianlah sepenggal pernyataan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi. Sebagai upaya mempercepat regenerasi petani, dibutuhkan upaya konkret untuk mengajak, memotivasi, dan mendorong para generasi milenial untuk berkiprah di sektor pertanian.

Menurut Dedi, saat ini telah lahir banyak petani milenial yang memiliki kreativitas sangat tinggi, adaptif, dan inovatif. Untuk memastikan ketersediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia di tengah pandemi Covid-1, sektor pertanian harus tetap produktif. Karenanya, tegas Dedi, Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh.

Baca Juga: Demi Kualitas Petani Milenial, BPPSDMP Kuatkan Pendidikan Vokasi

Ungkapan yang sama pun disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Menurut Syahrul, saat krisis, yang menyelamatkan sebuah negara adalah pertanian.

"Kita harus beradaptasi dengan tuntutan di era yang kita hadapi. Covid ini menjadi tanda perubahan paradigma. Itulah tantangan kita hari ini. Untuk menjawab tantangan itu diperlukan banyak petani milenial yang mampu untuk bertahan di tengah perubahan-perubahan yang terjadi," tegasnya.

Untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki 7 politeknik yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air yang siap untuk mencetak job seeker dan job creator di bidang pertanian. Di masa pandemi Covid-19, mahasiswa kembali ke daerah asal dan pembelajaran dilakukan secara daring.

Meski demikian, mahasiswa dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dengan membantu memecahkan masalah yang ada di petani/kelompok tani di sekitar tempat tinggalnya. Seluruh mahasiswa mengawal dan mendampingi petani dalam menyediakan pangan.

Maretha Febylla, akrab dipanggil Feby, merupakan salah seorang mahasiswa tingkat satu Polbangtan Bogor yang memanfaatkan kegiatan pendampingannya dalam rangka Learning From Home (LFH) dengan memasarkan sapi kurban secara daring. Memanfaatkan Facebook, Instagram, dan WA bersama-sama pengurus kelompoktani Sejahtera Desa Buniwangi Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi, ia mencoba untuk memasarkan sapi kurban.

Foto dan video sapi-sapi yang akan dijual ia publish di Facebook dan IG secara detail satu persatu dengan identitasnya berikut nomor HP yang bisa dihubungi agar mudah dihubungi oleh konsumen. Bila konsumen tertarik dan akan melanjutkan proses pembelian, proses selanjutnya adalah pengiriman foto surat keterangan kesehatan hewan, proses tawar menawar, kesepakatan harga, alamat jelas pembeli, dan waktu pengiriman. Jika telah dicapai kesepakatan harga dan terjadi transaksi pembelian, pembayarannya dilakukan melalui transfer.

"Di tengah wabah ini,  konsumen tidak harus datang langsung ke kandang untuk membeli sapi kurban tersebut," ungkap Feby.

Sampai sekarang, Feby sudah berhasil menjual 11 ekor sapi untuk kurban ke daerah Palabuhanratu, Warungkondang Cianjur, bahkan pada konsumen yang ada di Bandung. Tak hanya menjual sapi kurban, ia pun menerapkan ilmu yang dia dapat di Polbangtan dengan memanfaatkan limbah singkong yang melimpah di wilayahnya menjadi casappro yang mampu meningkatkan bobot sapi. Inovasi dan demonstrasi cara pembuatan dan pemberian cassapro pada ternak sapi potong ia terapkan di Kelompoktani Sejahtera.

"Setelah 10 hari pemeberian cassapro tersebut, ternyata bisa meingkatkan bobot badan harian sapi sekitar 0,5 kg per ekor per hari pada sapi jenis Peranakan Ongle (PO)," ungkapnya bangga.

Apa yang dilakukan oleh Feby diamini eleh koordinator BPP Sukabumi, Diat Sujatman. Ia menjelaskan bahwa mahasiswa Polbangtan tetap produktif di tengah LFH dengan mendampingi petani.

"Tentunya ada inovasi dari generasi milenial dibandingan petani yang telah senior. Pemanfaatan teknologi digital pun dipercaya mampu untuk membantu petani dalam peningkatan produksi maupun pemasaran," jelas Diat.

Senada dengan Diat, Kepala Pusdiktan, Idha Widi Arsanti, mengatakan, "Ketika melakukan pembelajaran di rumah, kita berharap mahasiswa aktif mendampingi petani di sekitar wilayah tempat tinggalnya. Tentunya, mahasiswa tetap harus mengikuti protokol kesehatan Covid-19 di lapangan," tegas Santi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: