Sandiaga Salahudin Uno dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses Indonesia. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Sandi pernah merasakan masa-masa susah. Bahkan, dia pernah menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan tempatnya bekerja pada saat terjadinya krisis moneter tahun 1997-1998 silam.
"Kami harus merasakan di-PHK tahun 1997 pada saat terjadinya krisis tahun 97-98," cerita Sandi yang ditemani istri, Mpok Nur, saat berbincang dengan presenter yang juga produser film, Daniel Mananta, Sabtu (18/7/2020).
Baca Juga: Sandiaga Ajak Pengusaha Mitigasi Risiko Ekonomi di Masa Pandemi
Setelah diberhentikan dari tempatnya bekerja, Sandi kemudian berupaya melamar ke tempat lain. Namun, karena kondisi krisis dan hampir semua perusahaan bangkrut, tidak ada lowongan pembukaan lapangan kerja.
Akhirnya, Sandi pun memutuskan untuk berwirausaha dan merintis bisnis. Pada awalnya Sandi mengaku ragu karena dirinya tidak memiliki pengalaman dalam berwirausaha.
"Setelah PHK mulai banting setir bikin usaha sendiri konsultan keuangan. Di situ awal karier dan memulai lagi dari nol. Saya tidak percaya bisa menjadi menjadi entrepreneur. Mpok Nur ini yang selalu memberikan semangat," ujar Sandi.
Sandi dan keluarga kala itu belum memiliki rumah. Bahkan, untuk memulai usaha pun istri Sandi Mpok Nur harus menjual cincin miliknya yang merupakan pemberian orang tua. "Dia (Mpok Nur) yang berinisiatif menjual cincin dari orang tuanya untuk membiayai supaya kita bisa menyewa rumah dan untuk modalin usaha," kata Sandi.
Pelan tapi pasti, bisnis konsultan keuangan yang dirintis Sandi pun merangkak naik. Klien pertama yang menggunakan jasa konsultan keuangan Sandiaga adalah perusaan Jawa Pos Grup milik Dahlan Iskan.
Meski awalnya dia anggap sangat sulit, karena semangat dan dorongan sang istri, akhirnya Sandi berhasil melakukan strukrisasi keungan perusahaan tersebut sebagai klien pertamanya. "Kita berhasil restrukturisasi keuangan perusahaan tersebut," jelasnya.
Sandi juga mengaku pernah memiliki utang yang besar di bank. Waktu sebelum krisis 1998 dia turut berinvestasi di pasar modal dan memiliki income yang besar. Namun, untuk terus mengembangkan usaha ini, butuh modal tambahan sehingga Sandi memutuskan meminjam dana di bank dengan jaminan rumah mertua.
"Investasi, joblos semua, kehilangan semua, dan utang pada bank. Yang bikin repot itu yang jadi jaminan aset keluarga," curhat Sandi.
Berkaca dari kisah hidupnya tersebut, Sandiaga mengingatkan kepada semua orang termasuk anak muda korban PHK agar bersabar dan menafaatkan momentum ini untuk berwirausaha.
"Krisis itu membuat lebih siap. Ini krisis yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Badai pasti berlalu. Terus kerja keras. Buat yang PHK mungkin ini jalan yang sama seperti yang saya hadapi 20 tahun lebih yang lalu, kesempatan mereka membuka usaha, mencari peluang," kata Sandi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum