Mahasiswa ramai-ramai menggerebek Universitas Sebelasmaret, Senin (20/7/2020). Tak cuma itu, mereka juga melakukan aksi virtual di Twitter sampai tagar #UniversitasNggaweSusah menjadi tren. Sebenarnya, ada apa?
Berdasarkan pantauan Warta Ekonomi pada pukul 19.10 WIB, tagar tersebut menduduki posisi ketiga di tren Twitter Indonesia, dengan 4.464 cuitan.
Masa Pandemi, ada beberapa mahasiswa yang mengalami kendala finansial. Pihak kampus memberikan keringanan UKT dengan syarat yang yaa bisa dibilang lumayan banyak. Mahasiswa yang menulis mengenai kampus pun langsung dipanggil untuk dimintai keterangan.#UniversitasNggaweSusah
— BEM UNS (@BEMUNS) July 20, 2020
Aksi mahasiswa berlangsung sejak pukul 13.00 WIB hingga pukul 17.43 WIB, berdasarkan keterangan Badan Eskeskutif Mahasiswa (BEM) UNS. Mahasiswa memiliki 10 tuntutan; dari yang berkaitan dengan pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) dan uang pangkal (Sumbangan Pengembangan Institusi/SPI) mahasiswa baru, kebebasan berpendapat, hingga kebijakan kuliah daring.
Dasasila Maklumat Mahasiswa UNS
— BEM UNS (@BEMUNS) July 20, 2020
1. Memberikan jaminan bahwa tidak ada mahasiswa UNS yang mengalami putus kuliah dan/atau cuti sementara di semester gasal TA 2020/2021 akibat terkendala biaya pembayaran UKT di masa pandemi Covid-19.#UniversitasNggaweSusah
Sebelum aksi berlangsung hari ini, mahasiswa mengaku telah meminta pihak kampus melakukan audiensi pada bulan ini; tetapi mendapat penolakan. Terakhir kali, mahasiswa mengadakan audiensi dengan pihak kampus secara virtual pada April lalu.
Mengutip detik, Humas Aliansi UNS Bergerak, Zaki Zamani berujar, "kami sudah ajukan audiensi terbuka 3 kali, tapi tak pernah kampus gubris. Kampus hanya menanggapi dengan undangan-undangan workshop perwakilan 1-2 dari lembaga."
Menurut Aliansi UNS Bergerak, nominal SPI terlalu besar; apalagi di tengah krisis akibat pandemi. Sekadar informasi, aliansi itu terdiri dari BEM tiap fakultas UNS dan organisasi seperti KAMMI, GMNI, serta HMI.
"Dari awal pandemi hingga saat ini ada sejumlah isu yang berkembang; UKT, mahasiswa baru yang tak termasuk dalam Cost Structure Analysis (CSA), sekarang SPI tidak ada pilihan Rp0," kata Zaki lagi.
Adapun, CSA ialah penghitungan untuk menentukan jumlah UKT. Para mahasiswa menuntut supaya biaya almamater masuk kembali ke dalam penghitungan agar tak ada biaya tambahan almamater.
Mahasiswa juga menilai, jumlah SPI untuk mahasiswa baru jalur mandiri terlalu besar. "Teganya kampus, (jumlah) SPI mulai dari Rp8 juta ke atas."
Berikut ini sejumlah cuitan soal #UniversitasNggaweSusah:
#UniversitasNggaweSusah
— manusia akhir zaman (@bima_vickrii) July 20, 2020
UKT tetep full kuliah tetep daring, duitnya dikemanain...? Masa pandemi masa-masa banyak yang sulit spi 0 dihilangkan minta sumbangan atau pemaksaan...?
Kita butuh transparansi...!! pic.twitter.com/AP8Ywb6tar
UNS itu PTn, iyaaa Perseroan Terbatas negeri yang suka nyari modal dari mahasiswa lewat UKT lah SPI lah atau Almet dijual terpisahlah. Jannn #UniversitasNggaweSusah pic.twitter.com/DwAdTDTEdf
— kuny nisaa (@kunysaa) July 20, 2020
1. Transparansi ukt yg tiap taun dituntut tp blm dibuka sampai sekarang
— Semar Mendem (@11MaretMendem) July 20, 2020
2. Temen" mahasiswa yg nulis kritik di media ttg uns dipanggilin sm dekanat/rektorat
3. Spi 0 rupiah yang tiba" hilang dari peradaban#UniversitasNggaweSusah
Udah SPI gak ada pilihan Rp 0, UKTnya gede, gak ada sanggah lagii :(#UniversitasNggaweSusah #UniversitasNggaweSusah pic.twitter.com/IWrwQdMC3S
— Raudlotul Jannah (@jannahrau) July 20, 2020
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: