Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Erick Thohir Minta BUMN Lakukan Strategi Extraordinary

Erick Thohir Minta BUMN Lakukan Strategi Extraordinary Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 mengubah segalanya, mulai dari cara bekerja dan bagaimana mengelola bisnis. Tak hanya sektor swasta, perusahaan BUMN pun terdampak. Karena itu, dalam situasi tak normal dan penuh tantangan akibat Covid-19, semua pihak dituntut untuk menjadi lebih adaptif, juga melakukan berbagai terobosan out of the box agar ekonomi pulih.

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, dampak pandemi Covid-19 terasa ke seluruh dunia, ini terjadi karena semua negara, perusahaan, sektor ekonomi, telah terkoneksi dalam jaringan global. Sementara, akibat Covid-19, semua dituntut menjaga jarak yang mengakibatkan ekonomi menjadi lambat.

Baca Juga: Makin Panas! Serikat Pekerja Pertamina Gugat Erick Thohir dan...

Karena itu, langkah pemerintah untuk tidak mengambil kebijakan lockdown sudah tepat dengan tujuan menyeleraskan aspek kesehatan dan ekonomi. Dengan begitu, di kuartal pertama ekonomi Indonesia masih tumbuh 2,9%, sedangkan sejumlah negara lain di periode sama ada yang sudah minus hingga 17%.

Dengan kebijakan new normal dibarengi menerapkan protokol kesehatan, Erick berharap ekonomi bisa makin berputar. Ia optimis, dalam beberapa bulan ke depan, ekonomi akan kembali pulih di kisaran 50% dan akan kembali normal 100% setelah vaksin ditemukan.

Erick menjelaskan, ekonomi harus mulai bergerak dan yakini dalam beberapa bulan ke depan, maksimal, ekonomi 50 persen akan kembali. Saat ini juga menjadi tantangan, melakukan adaptasi, berusaha mencari, mendapatkan uang, tapi cost efisiensi juga dilakukan.

"Ada banyak pekerjaan baru akibat Covid-19, yaitu digitalisasi. Semua dipaksa berubah dalam waktu sesingkat-singkatnya," ujar Erick dalam acara Let's Talk From Home di aplikasi Maxstream yang dipandu artis Sophia Latjuba dan Gading Martin, dikutip Selasa (21/7/2020).

Erick tak memungkiri, dampak Covid-19 juga terasa ke perusahaan BUMN. Sebelum Covid-19, di periode Februari 2020, ia masih optimis BUMN akan mampu memberi dividen besar ke nagara. Namun, akibat Covid-19, semua berubah karena mayoritas BUMN terkena dampak dan dari sisi pertumbuhan terganggu. Ia menyebut, BUMN sektor digital, kesehatan, perkebunan masih bertahan.

"BUMN seperti pengusaha juga. Hanya 10 persen masih bertahan, sisanya berat. Karena itu, saya juga tidak malu sampaikan ke DPR bahwa untuk dividen mungkin hanya seperempat," imbuh Erick.

Namun, program efisiensi, pengawasan manajemen BUMN terus dilakukan. BUMN juga dirampingkan agar efisien, dari 142 BUMN sekarang tinggal 107; jumlah komisaris juga dikurangi supaya perusahaan sehat. BUMN kadang perlu melakukan back to basic, fokus di bisnis, expertise, agar bisa leading tanpa melupakan dua hal percepatan digital dan perbaikan sumber daya manusia.

Disinggung soal kritik, Erick menyebut hal itu bagian lumrah dari proses demokrasi dan ia mampu memilah mana kritik yang benar dan memiliki kepentingan. Ia memastikan, sebagai menteri keberpihakan pada masyarakat luas dan loyal pada presiden untuk menjalankan kebijakan sesuai blue print dan visi presiden dan dilakukan dengan terukur karena BUMN harus berkontribusi, salah satunya dalam bentuk dividen.

Erick menegaskan, hitungan pakar ekonomi, ekonomi akan kembali normal di 2022. Namun, pemerintah melakukan berbagai langkah percepatan agar bisa pulih lebih cepat dibanding negara lain. Apalagi, Indonesia punya dua hal: jumlah penduduk dan sumber daya alam, tinggal menjaga logistik agar lebih kompetitif dan fokus menerapkan digitalisasi.

Erick menegaskan, sebagaimana arahan presiden untuk memangkas birokrasi, ia juga membuat agar sistem di dalam lebih efisien dan transparan seperti menerapkan aturan bahwa perekrutan dari luar menjadi lebih besar supaya ada sinergi antara birokrasi dan korporasi sehingga kinerja keuangan makin baik. Harapannya, dua tahun ke depan BUMN tidak lagi bergantung pada APBN. Karena itu, ia minta birokrasi BUMN bertindak extraordinary, melakukan langkah progresif supaya ada dampak nyata ke negara dan juga masyarakat.

"Kembali berkreasi bekerja hidup normal dengan new normal melalui protokol Covid-19. Jangan gara-gara ketakutan, lalu setop berkarya. Justru saat ini perlu inovasi baru, dunia sedang berubah. Indonesia punya market besar. Negara lain market kecil, tetap hidup. Apalagi, keberpihakan pemerintah pada produk dalam negeri itu sudah jadi kebijakan, keberpihakan kepada lokal konten agar berdikari," pungkas Erick.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: