Inggris mengaku tak mendapat paksaan dari Amerika Serikat (AS) saat memerintahkan pencabutan teknologi 5G Huawei pada akhir 2027.
Meskipun sanksi AS terhadap Huawei memengaruhi keputusan Inggris, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab menyebut, Inggris memiliki perbedaan perspektif dengan AS untuk beberapa hal.
"Sebagai hasil dari sanksi AS, kami harus melihat dengan perspektif yang jelas dan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan itu. Tapi tak ada paksaan (dari AS)," ujar Raab, seperti dilansir dari BBC, Rabu (22/7/2020).
Baca Juga: Geram Ikut Campur Soal Hong Kong, China Ancam Ini ke Inggris
Baca Juga: Buntut Masalah Huawei, China Ancam 'Serang' Bisnis Nokia-Ericsson
Pada awal tahun, Inggris setuju untuk memberi Huawei peran terbatas di pengembangan jaringan 5G-nya. Namun, AS telah melobi Inggris untuk memikirkan ulang keputusan itu. Namun, pihak AS membantah adanya intervensi dalam pengambilan kebijakan Inggris terhadap Huawei.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo berujar, "saya pikir keputusan itu Inggris buat bukan karena AS, melainkan karena para pemimpin di Inggris menyimpulkan hal yang benar untuk kepentingan nasionalnya."
Ketika ada yang bertanya 'apakah AS ingin menghancurkan perusahaan China?', Pompeo memberi jawaban yang agak ambigu.
"AS akan giat mempertahankan keamanan nasional dan mencegah agar data pribadi warga tak berakhir di tangan Partai Komunis China," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: