Menurutnya, jika tanpa empati yang terjalin antar-kepala daerah maka sulit terjadi koordinasi. Apalagi, ada anggapan intruksi gubernur itu seperti perintah politis maka dipastikan tidak akan berjalan di lapangan. Pasalnya, masing-masing kepala daerah berbeda warna politiknya.
Sebagai kepala daerah yang banjir pujian, Kang Emil menyebut lebih senang dikritik. Baginya, kritik membuat dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Namun, memang perlu edukasi antara kritik dan bully.
"Saya alhamdulilah pada dasarnya senang dikritisi, jadi pribadi lebih baik di keesokannya, tapi masyarakat tidak melihat kritis atau bully. Kalau kritis itu, harus ada data," ungkapnya.
Soal politik, Kang Emil mengaku belum terlalu ambil pusing. Pun tentang kendaraan politik menuju Pemilu 2024. Hingga saat ini, Kang Emil merupakan tokoh dari kalangan nonparpol.
"Saya belum berpartai, masalah itu masih jauh. Saya belum bisa pertimbangan arah politik," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: