Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyatakan kondisi Ibu Kota saat ini masih belum aman dari pandemi Covid-19. Selama dua pekan terakhir, angka positivity rate atau persentase kasus positif dibanding total kasus diperiksa menunjukkan kenaikan.
"Apakah kemudian Jakarta aman? Tidak, belum. Mengapa? Justru kita sekarang harus waspada. Karena, dalam dua minggu terakhir ini nilai positivity rate menunjukkan tren yang meningkat," ujar Anies.
Baca Juga: Anies Blak-Blakan Covid-19 Jakarta Hampir 20.000, Itu Gara-Gara..
Dirincikan, tiga minggu lalu nilai positivity rate di Jakarta ada di angka 4,8 persen. Kemudian, dua minggu lalu naik menjadi 5,2 persen. Seminggu terakhir menjadi 5,9 persen. "Jadi, kita harus waspada," tandasnya.
Meski begitu, saat ini DKI Jakarta memiliki kekuatan penanggulangan virus cukup baik. Ibu Kota, saat ini memiliki 67 rumah sakit rujukan covid-19 dengan kapasitas 4.556 tempat tidur isolasi. Kemudian, ada 659 ICU khusus Covid-19. Kemampuan testing PCR atau tes virus pun meningkat.
Totalnya, jika dihitung spesimen ada 499.410. Namun, yang dijadikan standar oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) bukan spesimen, melainkan jumlah orang baru yang diperiksa.
Anies menegaskan upaya tracing yang gencar dilakukan Pemprov DKI bukanlah untuk menurunkan grafik melainkan memutus rantai penularan Covid.
"Karena itu, bila Jakarta hanya dinilai dari satu parameter saja. Yaitu penambahan kasus positif, tanpa melihat kasus yang lain lalu dianggap Jakarta kasusnya tambah, bagi kami itu bukan masalah. Kami tidak akan menutupi jumlah kasus, mengurangi jumlah tes, melambatkan jumlah tes hanya sekadar untuk memberikan kesan angkanya turun. Kami justru ingin terus menjangkau masyarakat yang berkegiatan, tapi sudah menjadi carrier. Ini kan bisa meningkatkan risiko pada lingkungan mereka," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo