Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani Curhat, Tugasnya Luar Biasa Berat

Sri Mulyani Curhat, Tugasnya Luar Biasa Berat Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (20/2/2019). Menkeu melaporkan realisasi APBN 2019 hingga Januari 2019 tercatat defisit Rp 45,8 triliun atau 15,5 persen terhadap PDB. | Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi virus Corona atau Covid-19 telah meluluhlantahkan perekonomian dunia. Bahkan ekonomi negara-negara maju harus mengalami resesi akibat perekonomiannya negatif dua kuartal berturut-turut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, menghadapi dampak negatif pandemi tersebut bukan perkara yang mudah. Apalagi sejak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) lahir, menurut Sri, belum pernah menghadapi situasi ini.

"Ini tugas yang luar biasa berat. Selama Kementerian Keuangan lahir dan berfungsi kita belum pernah menghadapi situasi ini," kata Sri secara virtual, Senin (3/8/2020).

Baca Juga: Doa Jokowi: Semoga Belanja Pemerintah Selamatkan Ekonomi Kita

Baca Juga: Indonesia Gandeng Inggris Percepat Ekonomi Rendah Karbon

Karena itu, dia menekankan, Kemenkeu akan menggunakan seluruh instrumen yang dimiliki dan dimandatkan oleh undang-undang untuk menjaga agar stabilitas ekonomi Indonesia kuat bertahan.

"Kita akan terus gunakan seluruh instrumen kebijakan, pemikiran, dan mandat undang-undang ke Kemenkeu. Untuk betul-betul peduli dalam mengatasi kondisi dan tantangan akibat Covid-19," ujarnya.

Untuk diketahui, Amerika Serikat resmi resesi setelah ekonominya negatif 32,9 persen pada kuartal II. Kontraksi itu jauh lebih buruk dari kuartal I yang minus 5 persen.

Adapun Jerman, pada kuartal-II 2020 ekonominya minus 11,7 persen secara tahunan. Sebelumnya, pada kuartal-I 2020, ekonomi Jerman minus 2,3 persen.

Sementara itu, Hong Kong mengalami kontraksi negatif sebesar 9 persen pada kuartal-II 2020. Catatan itu terbilang lebih baik dibanding kuartal-I 2020 yang minus 9,1 persen.

Singapura pada kuartal II-2020 ekonominya tumbuh negatif 41,2 persen dan pada kuartal I-2020 negatif 3,3 persen. Pun, Korea Selatan negatif 3,3 persen dari sebelumnya negatif 1,3 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: